Direketur Kesehatan Masyarakat Veteriner: Tugas dokter hewan juga bertanggung jawab dari hewan sehat sampai menjadi produk ASUH yang siap dikonsumsi masyarakat!

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

Pengabdian masyarakat nasional (PENGMASNAS) merupakan salah satu Program Kerja Nasional (PROKERNAS) tahunan yang dimiliki Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (PB IMAKAHI). Tahun ini, UGM-lah yang menjadi tuan rumahnya. Acara ini dilaksanakan tanggal 24-26 Agustus 2018 di Dusun Klegung, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul dan dihadiri oleh delegasi dari seluruh Indonesia.
Dusun Klegung mempunyai Kelompok Ternak bernama Kelompok Ternak Ngudi Rejeki yang beranggotakan kurang lebih 40 peternak dan keseluruhan sapi sedikitnya berjumlah 180 ekor. Kelompok ternak tersebut merupakan salah satu kelompok ternak yang memiliki populasi sapi yang tinggi di Gunung Kidul. Acara ini dibuka pada jumat sore dengan pelepasan delegasi di Auditorium FKH UGM oleh Wakil Dekan FKH UGM dan penerimaan delegasi oleh Kepala Desa Katongan di Balai Dusun Klegung.

Keesokan harinya dilanjutkan dengan Pemeriksaan Hewan. Total sapi yang diperiksa pada saat itu ada 39 sapi dan ditemukan beberapa diagnosa salah satunya adalah Corpus Luteum Resistance (CLP), yaitu sapi tidak bisa birahi kembali karena corpus luteum yang tidak dapat luruh. Kegiatan ini diakhiri pada siang hari dengan sesi diskusi bersama dokter hewan mengenai kasus yang ditemukan. Menurut dokter dari Dinas Gunung Kidul, penanganan kasus CLP yaitu dengan memberikan tambahan hormon prostaglandin dan pada saat pengobatan di hari tersebut diberikan pengobatan supportif dengan memberikan vitamin dan obat cacing pada sapi. Delegasi PENGMASNAS diharapkan bisa mendapatkan gambaran salah satu pekerjaan yang dapat diambil calon dokter hewan kedepannya pada kegiatan tersebut dan sekiranya bisa menambah skill seperti handling dan restrain sapi pada saat pemeriksaan.
Penyuluhan ini memiliki dua tema dengan tema pertama “Jaminan Keamanan Pangan Asal Ternak Ruminansia” yang dibawakan oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh. Syamsul Ma’arif M.Si. Beliau memberikan pesan kepada delegasi yang notabene calon dokter hewan bahwa tugas dokter hewan bukan mengobati hewan saja, namun juga bertanggung jawab muilai dari kesehatannya sampai menjadi produk yang siap dikonsumsi masyarakat agar menjadi produk yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal). Dilanjutkan dengan tema kedua “Kesehatan Reproduksi Ternak” yang dibawakan oleh drh. Erif Maha Nugraha, M.sc., Ph.D. yaitu Dosen Departemen Reproduksi dan Obstetri Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Menurut drh. Erif, beberapa gangguang reproduksi yang ditemukan bisa jadi karena faktor pakan yang kurang. Total pakan yang harus diberikan kepada ternak yaitu 10% dari berat badan ternak tersebut. Dan asupan makanan hanya bisa dialokasikan ke ke kebutuhan reproduksi setelah kebutuhan hidup dan kebutuhan produksi terpenuhi. Dengen begitu diharapkan para peternak dapat mengetahui faktor penyebab gangguan kebuntingan ternak yang dipunyai. Malam harinya dimeriahkan dengan Malam Pentas Seni bersama warga setempat yang menyuguhkan berbagai penampilan dari perwakilan delegasi dan penampilan dari warga.

Untuk memeriahkan PENGMASNAS, pada hari Minggu diadakan senam bersama dan juga pembagian doorprize. Pada saat pembagian doorprize kepada warga, para delegasi melakukan briefing yang dipimpin oleh panitia untuk melakukan mekanisme Pengenalan Hewan dan Satwa (PESAWAT). PESAWAT bertujuan untuk mengenalkan konsep Animal Walfare kepada anak-anak desa setempat agar bisa memperlakukakan hewan sesuai dengan lima prinsip kesejahteraan hewan yaitu, bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas untuk mengekspresikan tingkah laku alami nya, bebas dari rasa sakit dan kesakitan dan yang terakhir bebas dari rasa takut dan stress. Kemudian dilanjutkan dengan Bazaar dan Pasar Murah. Adapun barang yang disuguhkan pada acara tersebut seperti sembako, baju layak pakai dan ada pula stand dari warga setempat yang mempromosikan minuman buatan daerah tersebut yang berasal dari aloe vera atau lidah buaya. Kegiatan itu menjadi kegiatan terakhir pada PENGMASNAS 2018 sebelum ditutup pada Minggu siang oleh Kepala Dusun Klegung.
Seluruh rangkaian kegiatan PENGMASNAS IMAKAHI 2018 bertujuan untuk menerapkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat dan mahasiswa mampu memberikan dampak yang nyata dalam kehidupan bermasyarakat. (Amanda)
“Manusya Mriga Satwa Sewaka”