Untuk mengawali kepengurusan PMK 2025 dan menyatukan visi misi dalam berpelayanan, pada tanggal 15 Maret 2025, Badan Pengurus Harian dan Dewan Pembimbing PMK FKH UGM mengadakan pembekalan pengurus.....
SDG 11: Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diselenggarakan dengan kerjasama antara FKH UGM dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang D.I. Yogyakarta, dan melibatkan 12 dokter hewan pelaksana, 18 koasistensi serta mahasiswa S1 dari UKM Kelompok Studi Hewan Kesayangan (KSHK) dalam perawatan pasca operasi. Ketua PDHI DIY, drh. Aniq Syihabuddin, dalam wawancaranya mengatakan kegiatan ini dilaksanakan di kampus dikarenakan banyaknya kucing yang diberikan street-feeding oleh para pecinta kucing di UGM. Oleh karena itu, populasinya perlu dikendalikan dengan sterilisasi agar tidak menyebabkan masalah lingkungan maupun masalah kesehatan kucing itu sendiri. Selain itu pemberian vaksinasi rabies pada kucing-kucing di kampus penting dilakukan untuk mencegah penularan rabies ke manusia melalui kucing. Vaksinasi rabies membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit zoonosis, melindungi kesehatan hewan dan manusia. Hal ini secara tidak langsung mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 3, Good Health and Well-being.
Kerjasama ini merupakan upaya untuk mensinergikan kegiatan FKH UGM dan PDHI D.I Yogyakarta sehingga bisa semakin meluas, tidak hanya di lingkungan kampus tetapi juga di masyarakat umum untuk membantu mengendalikan populasi kucing serta meningkatkan ketahanan hewan kesayangan terhadap penyakit rabies dengan program vaksinasi gratis. Program ini akan dilanjutkan secara berkala demi mencapai tujuan jangka panjang dalam pengelolaan populasi kucing, membantu menjaga keseimbangan ekosistem, mencegah dampak negatif pada biodiversitas serta berkontribusi pada lingkungan perkotaan yang lebih bersih dan aman. Hal ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 15, Life on Land dan SDGs 11, Sustainable Cities and Communities.
Keterlibatan mahasiswa dalam program sterilisasi kucing dapat menjadi kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang kesejahteraan hewan dan pentingnya pengendalian populasi hewan, serta memperoleh pengalaman praktis yang mendukung pendidikan mereka di bidang kedokteran hewan selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 4, Quality Education. Tamam, salah satu koasistensi yang terlibat mengatakan, kegiatan ini memberikan kesempatan baginya untuk mempraktekkan secara langsung beberapa langkah operasi di antaranya incisi abdomen kucing dan ligasi uterus.
Penulis: Laila Nur Fatimah
Sapi-sapi yang bergabung terdiri dari 5 kelompok gerobak sapi, yaitu kelompok Pangrekso Andini Karyo, Langgeng Sehati, Makarti Roso Manunggal, Manunggal Lestari, dan Pager Merapi yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. (SGD 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan – Kemitraan Masyarakat Sipil).
Acara dimulai dengan karnaval gerobak sapi yang diikuti 86 gerobak pada pukul 08.00 pagi. Masing-masing gerobak ditarik oleh 2 ekor sapi, dan gerobak dinakhodai 1 bajingan dan 1 navigator di bagian belakang. Pada saat karnaval, penonton boleh ikut merasakan duduk didalam gerobak dan ikut berkeliling. Gerobak Sapi terlihat indah dengan warna-warni yang memukau.
Gerobak Sapi Yogyakarta adalah warisan budaya tak benda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah diakui UNESCO sejak tahun 2019 Gerobak-gerobak ini masih aktif digunakan sebagai sarana transportasi lokal yang tentu saja tidak mengeluarkan polusi udara (SDG 11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan).
Sapi yang diikutkan adalah sapi potong tipe Peranakan Ongole (PO). Salah satu ciri khas Sapi PO adalah badan yang tinggi besar, berwarna putih keabu-abuan, dan mempunyai punuk di belakang kepala. Sapi-sapi PO ini mendapatkan perawatan yang maksimal dan sudah pasti sehat karena mampu dan sudah terbiasa untuk menarik gerobak dan melakukan perjalanan yang cukup panjang (SDG 15 Ekosistem Darat).
Setelah melakukan karnaval, terdapat 2 lomba yang bisa mereka ikuti, yaitu: Drag Race, dan Tunggang Sapi. Perlombaan Drag Race adalah lomba ketangkasan pengemudi gerobag sapi (bajingan). Perlombaan ini hanya boleh diikuti oleh 1 orang bajingan atau joki tanpa navigator sedangkan tipe gerobak ditentukan oleh panitia. Peserta diperbolehkan menggunakan sapi milik sendiri atau sapi yang disediakan panitia. Selama lomba berlangsung, sapi dan gerobaknya harus melewati rute yang sudah dirancang dalam waktu maksimal 5 menit. Hal-hal yang menjadi penilaian adalah bagaimana ketangkasan bajingan mengendalikan sapi beserta gerobag yang ditungganginya tanpa menyentuh tali batas luar rute dan pasak pada bagian tengah rute melingkar. Kecepatan juga sekaligus menjadi poin penilaian.
Lomba individu berikutnya adalah kategori Sapi Tunggang. Masing-masing penunggang dan sapinya harus melewati rute berliku yang ditentukan panitia dalam waktu kurang dari 2 menit. Selain itu, sapi harus mampu diarahkan untuk memberikan penghormatan di depan panggung selama 30 detik. Kriteria penilaian adalah kepatuhan dan ketenangan sapi dalam kendali sang joki (bajingan) dan keselarasan keduanya dalam waktu yang terbatas.
Para pemenang (3 terbaik dari setiap kategori) dihadiahi piala Dekan FKH UGM serta uang pembinaan atas keterampilan mereka merawat dan mengendalikan sapi (SDG 1 tanpa kemiskinan). Menariknya, salah satu pemenang Sapi Tunggang adalah anak kecil yang masih berumur 6 tahun bernama Gani Mustofa, bahkan pemenang pertamanya adalah seorang perempuan (SDG 5 Kesetaraan Gender). Sapi yang diikutkan lomba tunggang juga tampak sejahtera dan kondisinya sangat baik. Tak heran, paska lomba harga jualnya menjadi meningkat. Setiap peserta juga berhak membawa pulang 50kg pakan ternak yang dibagikan panitia di akhir acara. Acara yang melibatkan pemerintah, kampus, peternak, dan masyarakat luas ini berlangsung meriah, memberi kebahagiaan bagi para peserta lomba yang tergabung dalam paguyuban, serta ribuan masyarakat yang menyaksikan.
Seminar dibuka oleh Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Seminar berlangsung secara daring dan luring di Ruang Sidang Dekanat dan dihadiri oleh dosen, praktisi kesehatan hewan, dan mahasiswa S1-S3 FKH maupun dari universitas diluar UGM. Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Ahmed Abd El Wahid menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antara sektor kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat, baik akademisi maupun pihak pemerintah untuk mengatasi tantangan zoonosis, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia, yang memiliki bentuk kepulauan sehingga membutuhkan Kerjasama berbagai pihak untuk mengatasi masalah zoonosis khususnya terkait lalu lintas pangan asal hewan dan foodborne disease. Beliau juga membahas strategi pencegahan dan pengendalian penyakit zoonotik yang efektif.
Sementara itu, Prof. Dr. Uwe Truyen berbagi penelitian terbaru mengenai patogen zoonotik dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat global. Ia menyoroti perlunya pendekatan berbasis bukti dalam menangani isu-isu zoonosis yang berkembang seiring dengan perubahan iklim dan urbanisasi.
Kuliah umum ini memberikan wawasan baru terkait zoonosis terutama pendekatan One Health sebagai strategi holistik untuk memerangi penyakit emerging dan re-emerging disease pada negara yang memiliki pendapatan rendah dan menengah. Selain itu, kegiatan ini juga berimpak pada fungsi ketahanan pangan yang sehat. Kuliah umum terkait zoonosis menjadi wujud nyata Fakultas Kedokteran Hewan UGM dalam upaya mencapai tujuan SDGs 1: Tanpa Kemiskinan, SDGs 2: Tanpa Kelaparan, SDGs 3:Kehidupan sehat dan sejahtera, SDGs 4: pendidikan berkualitas, SDGs 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, SDGs 7: Energi bersih dan terjangkau, SDGs 8: Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, SDGs 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDGs 10: Berkurangnya Kesenjangan, SGDs 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, SDGs 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung jawab, SDGs 14: Ekosistem Lautan, SDGs 15: Ekosistem Daratan, SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang tangguh, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Yanis Ramadhanti
Rangkaian kegiatan diawali dengan pembukaan pendaftaran lomba essay dan lomba poster dimana dari kedua lomba ini masing-masing diambil juara I, II, dan III yang diumumkan pada tanggal 26 Mei 2024 sekaligus pelaksanaan webinar. Lomba yang pertama yakni lomba penulisan essay dengan subtema “VSB Sebagai Pilar Kompetensi dan Perilaku Profesional Dokter Hewan” yang dapat diikuti oleh kalangan umum. Lomba kedua yakni lomba poster dengan subtema “Pentingnya Dokter Hewan Sebagai Tenaga Kesehatan” bagi kalangan mahasiswa.
Selanjutnya dilaksanakan internal campaign oleh anggota panitia di lingkungan Fakultas Kedokteran Hewan UGM pada tanggal 20-22 Mei 2024. Internal campaign dilakukan dengan mendatangi dan mengedukasi mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan sepintas mengenai urgensi Veterinary Statutory Body di Indonesia, dengan permainan interaktif berhadiah merchandise stiker dan gantungan kunci World Veterinary Day 2024.
Puncak rangkaian kegiatan World Veterinary Day 2024 adalah webinar yang dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2024 melalui platform Zoom Meeting yang mengusung judul “Veterinary Statutory Body: Is It Necessary?”. Materi webinar ini disampaikan oleh Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, M.P selaku pembicara pertama yang menyampaikan urgensi Veterinary Statutory Body bagi dokter hewan dan paraprofesional veteriner, serta drh. Bonifasius Suli Teruli sebagai pembicara kedua yang menyampaikan urgensi Veterinary Statutory Body bagi kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan pemaparan materi serta sesi tanya jawab yang telah dilaksanakan, diharapkan para peserta dapat semakin memahami betapa pentingnya keberadaan Veterinary Statutory Body di Indonesia, yang tentunya akan sangat berpengaruh bagi para calon dokter hewan, paraprofesional veteriner, serta dokter hewan itu sendiri.
Rangkaian kegiatan World Veterinary Day 2024 ditutup dengan air campaign pada tanggal 27-31 Mei 2024, yakni penyiaran informasi dan edukasi berupa infografis yang diikuti oleh volunteer yang telah dibekali dengan materi pada webinar World Veterinary Day. Pelaksanaan air campaign dilakukan melalui media sosial para volunteer dengan tujuan menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap progress dan pentingnya Veterinary Statutory Body serta mengenalkan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada dan menjadi sarana membangun relasi bagi para volunteer.
Rangkaian kegiatan ini berkaitan dengan poin SDGs ke-4 yaitu Pendidikan Berkualitas dan SDGs ke-11 yaitu Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan. Melalui kegiatan World Veterinary Day 2024, diberikan edukasi dan diharapkan pendidikan kedokteran hewan di Indonesia dapat dibentuk standarisasinya dengan keberadaan Veterinary Statutory Body. Selain itu, dengan keberadaan Veterinary Statutory Body diharapkan akan memperkuat komunitas dokter hewan serta terciptanya dokter-dokter hewan yang berkualitas dan dapat berkontribusi dalam memajukan bangsa Indonesia.
Walaupun terdapat beberapa masalah dalam persiapannya, acara ini terbilang sukses dan lancar dalam pelaksanaannya. Berkat dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, kegiatan World Veterinary Day 2024 dapat terlaksana dengan baik tanpa kendala yang berarti.

Selain itu Grand Launching ini juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan sinergi yang baik antar UKM dan ORMAWA KM FKH UGM dengan lembaga fakultas lain yang ada di UGM. Acara ini berlangsung selama 4 jam dan diawali dengan penampilan dari mahasiswa dan mahasiswi FKH UGM, lalu pembukaan Grand Launching oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Tak luput dilanjutkan sambutan dari Ketua Panitia Grand Launching, Ketua SM dan BEM FKH UGM, serta Sekretaris Kaprodi drh. Sri Gustari, M. P. Acara dilanjutkan dengan pemutaran kumpulan video rewind satu tahun kepengurusan yang lalu (22/23), yang berisi program kerja yang sudah dilaksanakan tiap UKM dan Ormawa di FKH UGM. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari setiap UKM yang ada di FKH yang meliputi KSSL, KSHK, HSTP, KMMV, KMK, PMK, VETPAGAMA, VSC, OSVET, BPPM, Kewanian, SM, IMAKAHI, dan BEM. Kegiatan ditutup dengan pengesahan BEM secara simbolis dan pakta integritas yang ditanda tangani oleh semua ketua UKM di FKH UGM sebagai bukti sinergi dari setiap UKM di FKH UGM, tak lupa adanya dokumentasi kegiatan yang melibatkan seluruh hadirin.
Kegiatan ini berlangsung dengan menyenangkan, akrab, dan lancar yang dapat dilihat dari kesan pesan tamu undangan yang hadir pada sesi ice breaking. Secara keseluruhan, Kegiatan Grand Launching KM FKH UGM 2024 ini berjalan dengan sukses. Berlangsungnya kegiatan ini dengan meriah menunjukkan adanya sinergitas dan hubungan baik yang terjalin antara UKM dan Ormawa di FKH UGM dengan lembaga-lembaga di fakultas-fakultas lain. Semoga kegiatan-kegiatan selanjutnya dari KM FKH UGM dapat semakin baik dan bermanfaat.

Kegiatan Grand Launching KM FKH UGM 2024 ini memiliki korelasi tersendiri dengan pokok-pokok Sustainable Development Goals. Salah satunya ialah mendukung tujuan Industri, inovasi, dan infrastruktur. Lewat kegiatan ini membantu mahasiswa kedokteran hewan untuk mengembangkan keterampilan dan kapasitas mereka dalam berbagai bidang, seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerja tim. Hal ini dapat mempersiapkan mereka untuk menjadi dokter hewan yang profesional dan berdaya saing di masa depan. Keterampilan dan kapasitas ini mampu di wujudkan dalam berdinamika bersama lewat suatu unit kegiatan mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan. Kemudian secara tidak langsung kegiatan ini mendukung tujuan SDGs ke 11, kota dan komunitas yang berkelanjutan, dikarenakan dampak kegiatan ini memberikan output pembentukan karakter mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam membangun kota dan pemukiman manusia yang berkelanjutan. Mahasiswa dapat terlibat dalam berbagai kegiatan dalam unit kegiatan kemahasiswaan yang mereka pilih sehingga kontribusi dalam program kegiatan di unit kegiatan kemahasiswaan tersebut membantu pembentukan karakter sebagai agent of changes di kemudian hari. Diharapkan pula dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk saling mengenal, bertukar ide, dan mengembangkan diri bersama. Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian antar mahasiswa.
Kegiatan ini dapat mempromosikan perdamaian dan inklusivitas dengan membawa mahasiswa dari berbagai latar belakang bersama untuk merayakan pendirian organisasi dan unit kegiatan mahasiswa baru yang berarti secara tidak langsung turut berkontribusi dalam tujuan SDGS point ke 16 tentang perdamaian, keadilan, dan kelembaagan yang kuat. Last but not least, Kegiatan ini bertujuan untuk membangun hubungan kerjasama dan kemitraan antar mahasiswa, organisasi mahasiswa, unit kegiatan kemahasiswaan dan pihak-pihak terkait supaya tercapai goal yang sejak awal sudah ditetapkan. Dengan membangun kemitraan dan kerjasama, Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dapat berkontribusi dalam pencapaian SDGs ke 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian menjadi penting terlaksananya kegiatan Grand Launching FKH UGM 2024 dikarenakan banyak ouput baik yang mampu di dapatkan mahasiswa dan fakultas lewat sinergitas yang diciptakan setelah secara resmi pakta integritas keluaga mahasiswa FKH UGM ditanda tangani.
Penulis: Nadhifah Eka Prastuti dan Syifa Annisa