Delegasi merupakan salah satu kegiatan dari Departemen Aksi Masyarakat, Kelompok Studi Hewan Kesayangan (KSHK) yang bertujuan untuk menjalin hubungan dengan kelompok studi hewan kesayangan yang ada
SDG 15: Ekosistem Daratan
Aware of Issue merupakan salah satu program kerja tahunan Departemen Aksi dan Propaganda BEM FKH UGM. Tahun ini, kegiatan ini mengangkat tema “A Pawfect Pet”
Kontes Burung Berkicau Piala Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) kembali digelar. Kontes Burung Berkicau adalah acara tahunan yang diselenggarakan
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diselenggarakan dengan kerjasama antara FKH UGM dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang D.I. Yogyakarta, dan melibatkan 12 dokter hewan pelaksana, 18 koasistensi serta mahasiswa S1 dari UKM Kelompok Studi Hewan Kesayangan (KSHK) dalam perawatan pasca operasi. Ketua PDHI DIY, drh. Aniq Syihabuddin, dalam wawancaranya mengatakan kegiatan ini dilaksanakan di kampus dikarenakan banyaknya kucing yang diberikan street-feeding oleh para pecinta kucing di UGM. Oleh karena itu, populasinya perlu dikendalikan dengan sterilisasi agar tidak menyebabkan masalah lingkungan maupun masalah kesehatan kucing itu sendiri. Selain itu pemberian vaksinasi rabies pada kucing-kucing di kampus penting dilakukan untuk mencegah penularan rabies ke manusia melalui kucing. Vaksinasi rabies membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit zoonosis, melindungi kesehatan hewan dan manusia. Hal ini secara tidak langsung mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) 3, Good Health and Well-being.

Kerjasama ini merupakan upaya untuk mensinergikan kegiatan FKH UGM dan PDHI D.I Yogyakarta sehingga bisa semakin meluas, tidak hanya di lingkungan kampus tetapi juga di masyarakat umum untuk membantu mengendalikan populasi kucing serta meningkatkan ketahanan hewan kesayangan terhadap penyakit rabies dengan program vaksinasi gratis. Program ini akan dilanjutkan secara berkala demi mencapai tujuan jangka panjang dalam pengelolaan populasi kucing, membantu menjaga keseimbangan ekosistem, mencegah dampak negatif pada biodiversitas serta berkontribusi pada lingkungan perkotaan yang lebih bersih dan aman. Hal ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 15, Life on Land dan SDGs 11, Sustainable Cities and Communities.

Keterlibatan mahasiswa dalam program sterilisasi kucing dapat menjadi kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang kesejahteraan hewan dan pentingnya pengendalian populasi hewan, serta memperoleh pengalaman praktis yang mendukung pendidikan mereka di bidang kedokteran hewan selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 4, Quality Education. Tamam, salah satu koasistensi yang terlibat mengatakan, kegiatan ini memberikan kesempatan baginya untuk mempraktekkan secara langsung beberapa langkah operasi di antaranya incisi abdomen kucing dan ligasi uterus.
Penulis: Laila Nur Fatimah

Acara ini dibuka oleh Dekan FKH UGM
Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., PhD. Dalam sambutannya, Prof Teguh menyebut jika kegiatan ini merupakan upaya pihaknya untuk mendekatkan masyarakat khususnya pecinta hewan terhadap dokter hewan. “Terkait Expo dan Pet Show yang kita selenggarakan hari ini tentu merupakan upaya kita untuk mendekatkan diri kepada masyarakat pengguna dokter hewan,” ucapnya.
“Kemudian bagaimana kita mendekatkan diri dengan teman-teman praktisi baik itu praktisi yang melakukan praktek maupun yang mengembangkan bidang berkaitan dokter hewan,” imbuhnya.
Baca juga : Expo dan Pet Show 2024: Ajang Seru Pecinta Hewan
Expo dan Pet Show Dies Natalis FKH UGM ke 78 ini berlangsung meriah. Pada hari pertama dihelat berbagai acara mulai dari kontes anjing, pameran produk untuk hewan peliharaan, pemeriksaan kesehatan hewan dan talkshow tentang cara yang tepat dalam merawat hewan lebih baik lagi. Keseruan juga nampak pada hari kedua acara yang melombakan aneka kontes hewan seperti kucing, kura-kura dan sugar glider. Uniknya kegiatan ini tak hanya diikuti oleh orang dewasa, sejumlah anak-anak nampak turut serta dalam acara yang sarat manfaat tersebut.
Melalui acara ini, FKH UGM ingin menguatkan peran kampus terhadap masyarakat sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Acara ini juga sesuai jadi upaya FKH UGM untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SGDs), para peserta dari anak kecil hingga orangtua dan ada beberapa komunitas pecinta hewan. Masuk dalam poin 5 ( Kesetaraan Gender ) & poin 15 ( Ekosistem Darat ), serta poin 17 ( Kemitraan Masyarakat Sipil).

Adapun rangkaian kegiatan ini diisi oleh talkshow dan berbagai perlombaan seperti lomba makan untuk anjing, kucing, dan kura-kura serta fashion show kucing dan anjing. Lomba ini diadakan dengan tujuan mempererat hubungan antara pemilik dengan hewan kesayangannya. Talkshow #1 pada hari Kamis, 19 September 2024 mengenai cara merawat anabul agar selalu sehat dengan narasumber drh. Radhiyan, Pemilik Radhiyan Pet and Care dan Talkshow #2 mengenai memahami perilaku dan keinginan anak bulu (anabul) oleh drh. Agnes Sri Budiastri Cahyaningtyas. Kemudian hari kedua, Jumat 20 September 2024 berisi talkshow #3 mengenai steril hewan peliharaan oleh drh. Cynthia dari PT. MARS Pet Nutrition. (SDGs 4: Pendidikan Berkualitas).

Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan berbagai stand yang berasal PT. Mars Pet Nutrition, PT. Kalbe Farma, Klinik PetSmile, Klinik Gratia, hingga Ibarbo Park. Pengunjung bisa mendapatkan informasi seputar perawatan hewan peliharaan, serta mengikuti berbagai diskusi interaktif bersama dokter hewan dan praktisi di bidang perawatan hewan. Selain itu, klinik-klinik hewan yang hadir dapat mengedukasi pengunjung terkait vaksinasi, perawatan kesehatan serta pentingnya sterilisasi. Selain perlombaan, acara ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya kesejahteraan hewan peliharaan. Acara ini ditutup dengan pemberian penghargaan kepada pemenang kompetisi serta donasi makanan kepada beberapa shelter hewan. Panitia berharap kegiatan ini dapat terus diadakan setiap tahunnya sebagai wadah untuk para pencinta hewan dan komunitas pencinta satwa. (SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Baca juga : Lucunya Adu Ketangkasan Hewan Peliharaan dalam Dies Natalis FKH UGM ke-78
Penulis : Yanis Ramadhanti
Setelah rapat senat dibuka, agenda selanjutnya adalah penyampaian Laporan Dekan tahun 2024 oleh Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D selaku Dekan FKH UGM. Tema yang diangkat oleh Dies Natalis FKH UGM ke-78 adalah “Transformasi Profesi Dokter Hewan dalam menghadapi Era Digital dan Perkembangan Artificial Intelligent”.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Ketua Departemen Bedah dan Radiologi, Dr. drh. Dhirgo Aji, M.P. dengan judul “Osteoartritis pada Anjing: Problem, Terapi, dan Dampak Ekonomi pada Masyarakat Pemilik Anjing di Indonesia”. Osteoartritis (OA) merupakan kelainan muskuloskeletal yang banyak dijumpai pada hewan peliharaan, terutama anjing. Saat ini, osteoartritis pada anjing merupakan kasus penyakit artikuler yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan negara negara lain di Asia, Eropa bahkan Amerika. Dampak terganggunya kesejahteraan hewan penderita OA sangat jelas terlihat pada gejala nyeri yang amat sangat sehingga hewan berjalan timpang atau bahkan tidak mampu berdiri. (SDG 15 Ekosistem Darat)
Dalam pidatonya, Dr. Dhirgo Aji menjelaskan jenis obat-obatan yang digunakan sebagai terapi bagi anjing penderita OA, serta tindakan operasi yang harus dilakukan apabila kondisi sudah semakin parah. Jenis obat yang digunakan adalah Anti-inflamasi Non Steroid dan tindakan operasi berupa Total Hip Replacement dan Total Knee Replacement. Perlu diketahui juga tindakan pengobatan dan operatif ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. (SDG 4 Pendidikan Berkualitas)
Beliau juga mengingatkan para pemilik akan pentingnya kesejahteraan hewan peliharaan. Pemilik hewan peliharaan harus siap secara fisik, mental dan ekonomi untuk mengobati hewan peliharaan yang terpapar penyakit terutama OA, karena hal ini adalah bentuk memastikan kesejahteraan hewan terpenuhi dengan baik. (SDG 4 Pendidikan Berkualitas, SDG 15 Ekosistem Darat)
Selain itu, FKH UGM juga memberikan insentif kepada mahasiswa berprestasi beserta dosen pembimbingnya sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi yang diraih seperti pada kompetisi akademik dan non-akademik. Rapat Terbuka Senat Fakultas Kedokteran Hewan Tahun 2024 diakhiri dengan pemotongan tumpeng dalam rangka Dies Natalis ke-78 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. (SDG 1 Tanpa Kemiskinan, SDG 2 Tanpa Kelaparan)
Penulis : Dea Dwi Novita & Yanis Ramadhanti
Kelahiran pedhet ini menambah jumlah hewan yang dapat digunakan untuk belajar mahasiswa dalam mendapat akses terhadap pendidikan untuk memahami berbagai aspek dalam dunia kedokteran hewan, khususnya yang berkaitan dengan perawatan ternak dan proses kelahiran. Hal ini secara tidak langsung mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 yaitu Pendidikan Berkualitas (SDGs 4 Quality Education). Keterlibatan mereka dalam menangani kelahiran pedhet tersebut juga memperkaya pemahaman dan peningkatan kapasitas mereka mengenai teknik sterilisasi, perawatan post-partum, serta langkah-langkah penanganan darurat apabila terjadi komplikasi. Selain itu, momen ini memberikan gambaran nyata mengenai pentingnya peran dokter hewan dalam menjaga kesejahteraan hewan dan mendukung sektor pertanian dalam hal ini peternakan.
Sapi-sapi yang bergabung terdiri dari 5 kelompok gerobak sapi, yaitu kelompok Pangrekso Andini Karyo, Langgeng Sehati, Makarti Roso Manunggal, Manunggal Lestari, dan Pager Merapi yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. (SGD 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan – Kemitraan Masyarakat Sipil).

Acara dimulai dengan karnaval gerobak sapi yang diikuti 86 gerobak pada pukul 08.00 pagi. Masing-masing gerobak ditarik oleh 2 ekor sapi, dan gerobak dinakhodai 1 bajingan dan 1 navigator di bagian belakang. Pada saat karnaval, penonton boleh ikut merasakan duduk didalam gerobak dan ikut berkeliling. Gerobak Sapi terlihat indah dengan warna-warni yang memukau.
Gerobak Sapi Yogyakarta adalah warisan budaya tak benda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah diakui UNESCO sejak tahun 2019 Gerobak-gerobak ini masih aktif digunakan sebagai sarana transportasi lokal yang tentu saja tidak mengeluarkan polusi udara (SDG 11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan).
Sapi yang diikutkan adalah sapi potong tipe Peranakan Ongole (PO). Salah satu ciri khas Sapi PO adalah badan yang tinggi besar, berwarna putih keabu-abuan, dan mempunyai punuk di belakang kepala. Sapi-sapi PO ini mendapatkan perawatan yang maksimal dan sudah pasti sehat karena mampu dan sudah terbiasa untuk menarik gerobak dan melakukan perjalanan yang cukup panjang (SDG 15 Ekosistem Darat).

Setelah melakukan karnaval, terdapat 2 lomba yang bisa mereka ikuti, yaitu: Drag Race, dan Tunggang Sapi. Perlombaan Drag Race adalah lomba ketangkasan pengemudi gerobag sapi (bajingan). Perlombaan ini hanya boleh diikuti oleh 1 orang bajingan atau joki tanpa navigator sedangkan tipe gerobak ditentukan oleh panitia. Peserta diperbolehkan menggunakan sapi milik sendiri atau sapi yang disediakan panitia. Selama lomba berlangsung, sapi dan gerobaknya harus melewati rute yang sudah dirancang dalam waktu maksimal 5 menit. Hal-hal yang menjadi penilaian adalah bagaimana ketangkasan bajingan mengendalikan sapi beserta gerobag yang ditungganginya tanpa menyentuh tali batas luar rute dan pasak pada bagian tengah rute melingkar. Kecepatan juga sekaligus menjadi poin penilaian.
Lomba individu berikutnya adalah kategori Sapi Tunggang. Masing-masing penunggang dan sapinya harus melewati rute berliku yang ditentukan panitia dalam waktu kurang dari 2 menit. Selain itu, sapi harus mampu diarahkan untuk memberikan penghormatan di depan panggung selama 30 detik. Kriteria penilaian adalah kepatuhan dan ketenangan sapi dalam kendali sang joki (bajingan) dan keselarasan keduanya dalam waktu yang terbatas.

Para pemenang (3 terbaik dari setiap kategori) dihadiahi piala Dekan FKH UGM serta uang pembinaan atas keterampilan mereka merawat dan mengendalikan sapi (SDG 1 tanpa kemiskinan). Menariknya, salah satu pemenang Sapi Tunggang adalah anak kecil yang masih berumur 6 tahun bernama Gani Mustofa, bahkan pemenang pertamanya adalah seorang perempuan (SDG 5 Kesetaraan Gender). Sapi yang diikutkan lomba tunggang juga tampak sejahtera dan kondisinya sangat baik. Tak heran, paska lomba harga jualnya menjadi meningkat. Setiap peserta juga berhak membawa pulang 50kg pakan ternak yang dibagikan panitia di akhir acara. Acara yang melibatkan pemerintah, kampus, peternak, dan masyarakat luas ini berlangsung meriah, memberi kebahagiaan bagi para peserta lomba yang tergabung dalam paguyuban, serta ribuan masyarakat yang menyaksikan.