Pada Minggu, 4 Mei 2025, Himpunan Studi Ternak Produktif (HSTP) Fakultas Kedokteran Hewan UGM telah menyelesaikan kegiatan HSTP Bergerak dengan tema ”Vet camp : A Day in the Life of a Veterinarian, Veterinarian in Action”. Acara ini dihadiri oleh 84 peserta yang berasal dari bebrbagai SMA di Yogyakarta dan sekitarnya.
SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan
Dalam acara bazar ini, tenaga kependidikan tetap dan kontrak, serta tenaga outsource, mendapatkan sembako tebus murah yang berisi kue kering, sirup, minyak, beras, telur, tepung terigu, dan mie instan. Selain itu, diperjualbelikan sembako murah bagi pengunjung, seperti minyak, tepung terigu, telur, dan mie instan.
Pada bazar kali ini terdapat 22 stan UMKM yang ikut berpartisipasi. Stan-stan tersebut menjual berbagai produk makanan dan kudapan seperti bakso goreng, gudeg, bakpia, serta produk fashion, skincare, dan aneka perlengkapan rumah tangga seperti daster, nuskin skincare, dan baju batik. Tersedia juga bunga anggrek yang banyak diminati oleh pengunjung. Terdapat juga special promo produk unggulan FKH UGM, yaitu Telur Omega 3, 6, 9, DHA dan EPA.
Acara ini juga dimeriahkan oleh mini fashion show menampilkan baju-baju etnik olahan tangan dari Lurik Sriti Gamplong. Dari ketua Dharma Wanita, Ibu Yulaeni Teguh Budipitojo, hingga para wakil dekan, dosen, dan tendik ramai ber-catwalk memperagakan baju-baju lurik tersebut. Acara didukung oleh: Januputra Farm, Farm Berkah Sawung Sejahtera, Elita Kerudung, Crystal Petlove, dan Cahaya Proyektor, serta para donatur, yaitu Ibu-ibu DWP FKH UGM, Dekanat, dan Departemen di FKH UGM.
Selain bazar, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, DWP FKH juga menyelenggarakan kegiatan sosial dengan mengunjungi Panti Asuhan Almarina di Gunungkidul dan Panti Ulil Albab yang terletak di Banguntapan. Kepada panti-panti tersebut, tim DWP FKH memberikan sembako dan pakaian.
Selain itu, tim DWP FKH UGM juga menyambagi rumah para pensiunan dosen dan tendik. Acara ini bertujuan untuk menjaga tali silaturahmi antar keluarga besar FKH UGM. Adanya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian sosial di lingkungan FKH, memberikan kebermanfaatan bagi sesama, serta sebagai dukungan moral dan material terhadap yang membutuhkan.
Kegiatan bazar dan bakti sosial ini mendukung nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu, SDG 1 Tanpa Kemiskinan, SDG 2 Tanpa Kelaparan, SDG 10 Mengurangi Kesenjangan, SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 5 Kesetaraan Gender, SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Kamis 16 Januari 2025, FKH UGM mengadakan Pelantikan Dokter Hewan Periode Desember 2024.
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh civitas FKH UGM. ”Tahun ini melalui TCK (Target Capaian Kinerja), kita berhasil mencapai sejumlah target yang telah ditetapkan oleh universitas,” ujar beliau. Adapun target yang telah dicapai oleh FKH UGM antara lain akreditasi program studi, jumlah sitasi yang dimiliki oleh para dosen FKH UGM, kolaborasi internasional, dan pengabdian masyarakat (SDGs 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan).
Meskipun demikian, fakultas juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti peningkatan dalam pelayanan kegiatan akademik dan kemahasiswaan, indikator dalam TCK semua dapat terlampaui, dan peningkatan creative funding pada unit kerja seperti RSH Prof. Soeparwi dan Smart Veterinary Teaching Farm (SVTF). Kegiatan Refleksi Akhir Tahun juga dihibur dengan penampilan musik dosen dan tendik FKH UGM dan diakhiri dengan makan siang bersama (SDGs 2: Tanpa Kelaparan, SDGs 10: Berkurangnya Kesenjangan, SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan)
Acara dibuka oleh webinar dengan dua pemateri yang menjadi keynote speakers, yaitu Dr. Porphutthachat Sota, D.V.M., Ph.D, and Dr. Shih Keng Loong. Pembicara pertama, Dr. Shih Keng Loong, mengangkat tema Emerging Vector-Borne Bacterial Pathogen in Oil Plantation and Leveraging Tick Cell Research for Innovations in Asia, yang secara harfiah diartikan sebagai Munculnya Patogen Bakteri Tular Vektor di Perkebunan Minyak dan Pemanfaatan Penelitian Sel Kutu untuk Inovasi di Asia. Dr. Loong bergerak di bidang Tropical Infectious Disease Research and Education Centre (TIDREC), Universiti Malaya.
Setelah itu, pembicara yang ke-2, Dr. Sota, menyampaikan materi tentang “One Health Perspective in Veterinary Parasitology”, atau yang secara harfiah diartikan sebagai Perspektif One Health dalam Parasitologi Veteriner. Dr. Sota sendiri adalah seorang dokter hewan dan dosen di School Of Animal Technology and Innovation, Institute of Agriculture, Suranaree University of Technology, Thailand. Setelah penyampaian materi, peserta mendapatkan kesempatan berdiskusi dan tanya jawab dengan pembicara. Acara webinar dan sesi tanya ini, dipandu oleh drh Aditya Widyapramita, M.Sc., seorang asisten dosen dari departemen Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Setelah acara webinar selesai, para peserta diarahkan untuk melakukan enrollment kelas melalui eLOK UGM. Mereka dapat mengakses materi-materi, dan latihan-latihan soal yang berkaitan dengan kedokteran hewan dari 10 dosen FKH UGM dalam bentuk Massive Open Online Courses (MOOC). Para peserta dapat membaca materi dan mengerjakan latihan soal dimanapun mereka berada dan sesuai dengan waktu ternyaman mereka masing-masing. Short Courses ini dapat direkognisi setara dengan 135 jam/ 3 kredit SKS UGM. Acara ini merupakan bentuk komitmen FKH UGM untuk menyebarkan ilmu pengetahuan lintas daerah, jarak dan waktu secara cuma-cuma. Acara ini juga bertujuan untuk melanggengkan hubungan FKH dengan mitra luar negeri, dan memperluas network di kancah internasional.
Agenda Veterinary International Online Course (VIOC) 2024 mendukung beberapa nilai dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu SDG 4 Pendidikan Berkualitas, SDG 10 Mengurangi kesenjangan, SDG 15 Ekosistem Darat dan SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Fakultas Kedokteran Hewan UGM tampil dengan kebudayaan Dayak dalam Kirab Nitilaku kali ini. Suku Dayak tersebar di berbagai daerah di pulau Kalimantan, Indonesia, dan terkenal dengan kedekatan mereka dengan alam serta kekayaan flora dan fauna yang terdapat disana. Tanpa menghapus ciri khas sebagai kedokteran hewan, FKH juga menampilkan maskot berupa landak dan ular cobra.
Kirab Nitilaku diikuti oleh lebih dari 1000 peserta dari berbagai fakultas dan unit di lingkungan UGM. Acara ini juga dapat ditonton oleh masyarakat luas. Sepanjang perjalanan kirab Nitilaku, masyarakat banyak berkumpul untuk sekedar menonton, maupun mengambil gambar dan video.
Kirab Nitilaku juga menjadi ajang berkumpul dan silaturahmi dengan para Gamavet; alumni FKH UGM. Acara ini diikuti oleh 20 orang Gamavet dari berbagai angkatan. Sekjen Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI), drh. Andi Wijanarko, menyampaikan bahwa Kirab Nitilaku ini merupakan acara yang sangat menarik, menghibur, perlu dilestarikan karena tidak hanya sebagai bentuk preservasi kebudayaan, namun juga sebagai ajang menjalin hubungan yang harmonis dalam keluarga besar Universitas Gadjah Mada.
Keikutsertaan FKH UGM dalam Kirab Nitilaku 2024 mendukung poin SGD 4 Pendidikan berkualitas, SDG 10 Berkurangnya Kesenjangan, dalam bentuk keanekaragaman budaya. Selain itu, acara ini juga mendukung SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, serta SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Tags: #VeterinaryMedicine #NitilakuUGM
#SGD 4 Pendidikan berkualitas #SDG 10 Berkurangnya Kesenjangan #SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh #SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Keluarga Mahasiswa Muslim Veteriner (KMMV) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) sukses mengadakan Latihan Kepemimpinan pada Minggu, 20 Oktober 2024, di Masjid An-Nahl FKH UGM.
Kegiatan mentoring dilakukan untuk membahas kembali dasar-dasar agama bagi seorang muslim. Beberapa hal yang dibahas dalam mentoring antara lain adalah mengenai akidah atau keyakinan termasuk penjelasan macam-macam tauhid, sikap seorang muslim terhadap kesyirikan, memeluk agama islam dengan seutuhnya, keimanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, memaknai kehidupan yang singkat termasuk mengenai alam kubur dan hari akhir, fiqih singkat wudhu dan shalat, dan adab-adab sebagai seorang muslim dan mahasiswa.
Setiap pertemuan, mentoring diawali dengan membaca ayat Al-Qur’an sekaligus memperbaiki bacaan masing-masing mahasiswa terutama pada bacaan Surah Al-Fatihah karena merupakan surah yang wajib dibaca pada setiap sholat. Kemudian dilanjutkan dengan sesi materi yang biasanya berlangsung sekitar 45-60 menit sesuai dengan bobot pada masing-masing bab dan ditutup dengan sesi tanya jawab jika diperlukan.
Kegiatan ini selaras dengan SDGs 4: Pendidikan Berkualitas, yang bertujuan untuk memastikan pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas serta meningkatkan peluang belajar sepanjang hayat bagi semua. Pembinaan agama dalam kegiatan ini memberikan dasar pendidikan yang tidak hanya meliputi aspek intelektual, tetapi juga aspek spiritual dan moral bagi mahasiswa. Hal ini berperan penting dalam membentuk karakter yang kuat, yang akan bermanfaat dalam menjalani kehidupan profesional dan sosial. Dengan memperkenalkan nilai-nilai agama yang mendalam, kegiatan ini membantu mahasiswa untuk mengembangkan kecerdasan spiritual yang seimbang dengan kecerdasan akademik mereka.
Selain itu, dengan pembagian kelompok kecil, para peserta diberikan kesempatan untuk lebih intens dalam berdiskusi dan belajar secara personal dengan mentor, memastikan bahwa setiap mahasiswa mendapatkan perhatian yang maksimal dalam memahami materi dan mengembangkan pemahaman agama secara mendalam. Pembelajaran yang dilakukan di ruang yang kondusif mendukung tercapainya pendidikan berkualitas yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Kegiatan Pembinaan Sumber Daya Umat juga berkontribusi terhadap SDGs 10: Pengurangan Ketimpangan. Program ini diadakan dengan pendekatan yang inklusif, memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh mahasiswa tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi mereka. Dengan memberikan pembinaan agama yang setara kepada semua peserta, kegiatan ini mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan agama yang sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial atau ekonomi.
Lebih jauh lagi, dengan meningkatkan pemahaman agama dan nilai-nilai kemanusiaan, kegiatan ini juga berupaya mengurangi ketimpangan sosial di kalangan mahasiswa. Dalam proses mentoring, mahasiswa diajarkan pentingnya saling menghormati dan bekerja sama tanpa memandang perbedaan latar belakang, yang sejalan dengan upaya membangun masyarakat yang lebih adil dan merata.
Penulis: Shakhra Zaha Fairuza
Credit Foto: Tim Dokumentasi Keluarga Mahasiswa Muslim Veteriner
Prof. Yayi selaku Ketua Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) memaparkan definisi sehat jiwa, stages of mental health condition, pemicu gangguan mental, serta, ancaman kesehatan mental bagi generasi Y dan Z. Orang yang sehat jiwa dapat mengenali potensi dirinya, produktif dalam kegiatan sehari-harinya, tangguh menghadapi permasalahan, serta mampu berkontribusi dalam komunitas. Beliau juga menekankan bahwa individu yang memiliki penyakit mental tidak mutlak terlihat seperti orang mengidap penyakit pada umumnya, namun bukan berarti penyakit mereka tidak lebih berat daripada orang yang mengidap penyakit yang menyerang fisik.
Saat ini ancaman yang dihadapi oleh generasi muda dalam kesehatan mental diantaranya adalah banyaknya opsi dan distraksi dari sosial media, tuntutan akademik maupun non-akademik dari keluarga serta lingkungan sekitar, overthinking, dan FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut ketinggalan trend. Selain itu, pemicu lainnya berupa adiksi terhadap gadget dan game online, judi online, cyber bullying, dan shopping online yang berlebihan. Hal-hal tersebut, dapat memicu stress yang diartikan sebagai perasaan tertekan, cemas atau tegang. Stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian.
Beberapa cara penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gangguan mental dan stress antara lain, peningkatan terhadap literasi kesehatan mental, puasa sosial media, serta meningkatkan faktor protektif seperti social network (hubungan sosial yang baik) dan self-esteem (kepercayaan diri). Bangun kebiasan baik dari hal-hal kecil. Lacak waktu yang dihabiskan selama seminggu. Sempatkan refleksi diri. Selalu ucapkan terima kasih dan bersyukur. Tetapkan batasan dalam mengerjakan tugas. Kenali batas diri sendiri. Di lingkungan kampus, pengurangan resiko gangguan mental dapat dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
Lebih jauh lagi, Prof. Yayi mengingatkan untuk selalu istirahat yang cukup, perbanyak kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat, dan perbanyak makan buah dan sayur. Kesehatan fisik berpengaruh baik pada kesehatan mental. Olahraga dapat meingkatkan hormon Endorfin (penghilang rasa sakit, rileks). Beliau menyarankan untuk olahraga yang teratur dan terukur, minimal 150 perminggu (30 menit tiap hari). Pilih yang sesuai dengan keadaan, mulailah secara bertahap, dan tidak memaksakan diri. Hal ini juga mendukung program HPU menuju Universitas Sehat.
Setelah pemaparan berakhir, para dosen FKH UGM sebagai peserta dipersilahkan untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber. Peserta dapat mencurahkan permasalahan yang dihadapi terkait kondisi kesehatan mental mahasiswa. Setelah itu, acara ditutup dengan foto bersama dan penyerahan sertifikat.
Pelaksanaan kegiatan Pelatihan dosen dalam mengenal, menangani dan mencegah gangguan mental mahasiswa adalah upaya meningkatkan literasi kesehatan mental dan komitmen untuk menciptakan ruang yang less-stressful bagi civitas akademka FKH UGM. Acara ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta serta menjadi bekal utama bagi dosen kedokteran hewan agar kedepannya dapat lebih mengenal, menangani dan mencegah gangguan mental mahasiswa lebih awal.
Acara Pelatihan dosen dalam mengenal, menangani dan mencegah gangguan mental mahasiswa mendukung nilai-nilai SDGs (Sustainable Development Goals) pada poin 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG point 4 Pendidikan Berkualitas, SDG poin 5 Kesetaraan Gender, SDG poin 10 Berkurangnya Kesenjangan, SDG poin 16 yaitu Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, dan SDG poin 2 yaitu Tanpa Kelaparan.
Pemaparan materi kebahasaan oleh pembicara secara garis besar meliputi huruf Hiragana, kosakata sehari-hari dalam bahasa Jepang, serta tips dan trik belajar bahasa Jepang. Materi tersebut bertujuan untuk mengembangkan wawasan peserta mengenai kebahasaan Jepang sehingga dapat memperdalam skill kebahasaan peserta. Fun games diadakan dengan kuis adu cepat dan tepat peserta menggunakan kata dan kalimat dalam bentuk huruf Hiragana yang dapat mengasah serta melatih kemampuan peserta dalam mengartikan huruf Hiragana.
Diadakannya Pelatihan Bahasa 2 diharapkan dapat memberikan wawasan terhadap bahasa, skill kebahasaan, maupun budaya baru; melatih kemampuan kebahasaan setiap peserta; mendorong kepercayaan diri peserta dalam menggunakan bahasa yang dipelajari; dan menjadi media sharing kebahasaan antarpeserta.
Kontributor: Dhia Kamela Nathania