Dalam rangka mendorong gerakan hidup sehat sekaligus memperingati Hari Anak Nasional, Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Tim KKN-BN Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) berkolaborasi untuk menyelenggarakan kegiatan Jalan Sehat di Desa Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten
SDG 1: Tanpa Kemiskinan
Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H, pada tanggal 6 Juni 2024 Keluarga Mahasiswa Muslim Veteriner (KMMV) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) menggelar kegiatan
Dalam acara bazar ini, tenaga kependidikan tetap dan kontrak, serta tenaga outsource, mendapatkan sembako tebus murah yang berisi kue kering, sirup, minyak, beras, telur, tepung terigu, dan mie instan. Selain itu, diperjualbelikan sembako murah bagi pengunjung, seperti minyak, tepung terigu, telur, dan mie instan.
Pada bazar kali ini terdapat 22 stan UMKM yang ikut berpartisipasi. Stan-stan tersebut menjual berbagai produk makanan dan kudapan seperti bakso goreng, gudeg, bakpia, serta produk fashion, skincare, dan aneka perlengkapan rumah tangga seperti daster, nuskin skincare, dan baju batik. Tersedia juga bunga anggrek yang banyak diminati oleh pengunjung. Terdapat juga special promo produk unggulan FKH UGM, yaitu Telur Omega 3, 6, 9, DHA dan EPA.
Acara ini juga dimeriahkan oleh mini fashion show menampilkan baju-baju etnik olahan tangan dari Lurik Sriti Gamplong. Dari ketua Dharma Wanita, Ibu Yulaeni Teguh Budipitojo, hingga para wakil dekan, dosen, dan tendik ramai ber-catwalk memperagakan baju-baju lurik tersebut. Acara didukung oleh: Januputra Farm, Farm Berkah Sawung Sejahtera, Elita Kerudung, Crystal Petlove, dan Cahaya Proyektor, serta para donatur, yaitu Ibu-ibu DWP FKH UGM, Dekanat, dan Departemen di FKH UGM.
Selain bazar, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, DWP FKH juga menyelenggarakan kegiatan sosial dengan mengunjungi Panti Asuhan Almarina di Gunungkidul dan Panti Ulil Albab yang terletak di Banguntapan. Kepada panti-panti tersebut, tim DWP FKH memberikan sembako dan pakaian.
Selain itu, tim DWP FKH UGM juga menyambagi rumah para pensiunan dosen dan tendik. Acara ini bertujuan untuk menjaga tali silaturahmi antar keluarga besar FKH UGM. Adanya kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian sosial di lingkungan FKH, memberikan kebermanfaatan bagi sesama, serta sebagai dukungan moral dan material terhadap yang membutuhkan.
Kegiatan bazar dan bakti sosial ini mendukung nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu, SDG 1 Tanpa Kemiskinan, SDG 2 Tanpa Kelaparan, SDG 10 Mengurangi Kesenjangan, SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 5 Kesetaraan Gender, SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh, SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Kegiatan Business Plan Competition dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap I (11 – 16 Agustus 2024) yaitu pengumpulan Business Model Canvas (BMC) lalu terpilih 10 tim terbaik, tahap II (23 – 30 Agustus 2024) yaitu pengumpulan proposal, dan tahap III (7 September 2024) yaitu presentasi finalis yang diikuti oleh lima tim. Tahap seleksi BMC oleh juri didapatkan 5 proposal terbaik yaitu Peel-To-Plant EcoWarp, Fungapack, Enviromart, TrashSmart dan Poower.
Pada 7 September 2024 dilaksanakan final yang diikuti oleh 5 tim dengan proposal terbaik. Peserta diwajibkan mengirimkan power point yang akan dipresentasikan dalam waktu 25 menit, yang dibagi menjadi 2 sesi yaitu 15 menit untuk presentasi dan 10 menit untuk tanya jawab dengan para juri. Para juri yang dimaksud disini yaitu Dr. drh. Vista Budiariati, M.Si. sebagai juri 1, Dr. drh. Woro Danur Wendo, M.Sc. sebagai juri 2 dan Dr. Faiz Zamzami, SE., M. Acc., QIA., CMA., CAPF., CAPM., CRA., CACP. sebagai juri 3.
Berjalannya presentasi dan tanya jawab finalis dipandu oleh Frida Aeni dan Azalea Perwita Safitri sebagai moderator acara. Setelah penjurian oleh juri diumumkan pemenang dari lomba bisnis ini yaitu TrashSmart, Fungapack dan Peel-To-Plant EcoWarp. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama.
Melalui kegiatan ini, didapatkan banyak bekal yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan hal ini berkaitan dengan poin SGD 1 yaitu Tanpa Kemiskinan dan poin SGDs 8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong para dokter hewan muda untuk menjadi sosok yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga kreatif dalam menciptakan peluang usaha baru. Kegiatan ini juga ingin menekankan pentingnya semangat pantang menyerah dalam berbisnis, karena kesuksesan tidak datang instan.
Persiapan acara tak lepas dari berbagai kendala yang mungkin muncul. Namun, hal ini dapat diperbaiki dengan komunikasi yang baik antar anggota panitia, pada akhirnya setiap kendala dapat diselesaikan secara efektif.
Kontributor: Diva Pendriana
Contact Person Ketua Panitia : +62 856 0779 9110 (Ravel Caesar Lesmana)
Kontes Burung Berkicau Piala Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Setelah rapat senat dibuka, agenda selanjutnya adalah penyampaian Laporan Dekan tahun 2024 oleh Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D selaku Dekan FKH UGM. Tema yang diangkat oleh Dies Natalis FKH UGM ke-78 adalah “Transformasi Profesi Dokter Hewan dalam menghadapi Era Digital dan Perkembangan Artificial Intelligent”.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Ketua Departemen Bedah dan Radiologi, Dr. drh. Dhirgo Aji, M.P. dengan judul “Osteoartritis pada Anjing: Problem, Terapi, dan Dampak Ekonomi pada Masyarakat Pemilik Anjing di Indonesia”. Osteoartritis (OA) merupakan kelainan muskuloskeletal yang banyak dijumpai pada hewan peliharaan, terutama anjing. Saat ini, osteoartritis pada anjing merupakan kasus penyakit artikuler yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan negara negara lain di Asia, Eropa bahkan Amerika. Dampak terganggunya kesejahteraan hewan penderita OA sangat jelas terlihat pada gejala nyeri yang amat sangat sehingga hewan berjalan timpang atau bahkan tidak mampu berdiri. (SDG 15 Ekosistem Darat)
Dalam pidatonya, Dr. Dhirgo Aji menjelaskan jenis obat-obatan yang digunakan sebagai terapi bagi anjing penderita OA, serta tindakan operasi yang harus dilakukan apabila kondisi sudah semakin parah. Jenis obat yang digunakan adalah Anti-inflamasi Non Steroid dan tindakan operasi berupa Total Hip Replacement dan Total Knee Replacement. Perlu diketahui juga tindakan pengobatan dan operatif ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. (SDG 4 Pendidikan Berkualitas)
Beliau juga mengingatkan para pemilik akan pentingnya kesejahteraan hewan peliharaan. Pemilik hewan peliharaan harus siap secara fisik, mental dan ekonomi untuk mengobati hewan peliharaan yang terpapar penyakit terutama OA, karena hal ini adalah bentuk memastikan kesejahteraan hewan terpenuhi dengan baik. (SDG 4 Pendidikan Berkualitas, SDG 15 Ekosistem Darat)
Selain itu, FKH UGM juga memberikan insentif kepada mahasiswa berprestasi beserta dosen pembimbingnya sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi yang diraih seperti pada kompetisi akademik dan non-akademik. Rapat Terbuka Senat Fakultas Kedokteran Hewan Tahun 2024 diakhiri dengan pemotongan tumpeng dalam rangka Dies Natalis ke-78 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. (SDG 1 Tanpa Kemiskinan, SDG 2 Tanpa Kelaparan)
Penulis : Dea Dwi Novita & Yanis Ramadhanti
Kegiatan ini juga sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada poin-poin berikut:
SDG 1: Tanpa Kemiskinan – Pengembangan peternakan domba yang efektif dapat membantu meningkatkan pendapatan peternak lokal, sehingga berperan dalam pengentasan kemiskinan.
SDG 2: Tanpa Kelaparan – Meningkatkan produktivitas domba berpotensi untuk mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan daging domba yang berkualitas.
SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi – Peningkatan sektor peternakan akan membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Bertempat di C.V. AJ Wonder Farm, pada Kamis, 5 September 2024, Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM mengadakan penyuluhan kepada 12 peternak dari 10 desa di Kecamatan Manisrenggo. Desa-desa tersebut meliputi Solodiran, Taskombang, Borangan, Barukan, Ngemplak Seneng, Kecemen, Sukorini, Tijayan, Kepurun, dan Sapen. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk BPP dan PPL Kecamatan Manisrenggo, Kepala Desa Sukorini, para peternak domba, serta drh. Erif Maha Nugraha Setyawan, M.Sc., Ph.D., Ketua Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM, bersama 6 dosen dan 6 mahasiswa FKH UGM.
Dalam sambutannya, drh. Erif Maha Nugraha Setyawan, M.Sc., Ph.D. menekankan pentingnya kegiatan pengmas sebagai sarana pertukaran ilmu antara akademisi dan masyarakat. Beliau berharap agar pengetahuan yang diperoleh oleh para peternak dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas peternakan mereka. drh. Yosua Kristian Adi, M.Sc. memberikan materi tentang “Beternak Domba yang Menguntungkan” meliputi program penggemukan dan pengembangbiakan yang efektif.
Sementara itu, Ketua Tim Pengmas FKH UGM, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D., menekankan bahwa pengembangan peternakan tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan dan peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan menjadi sarana investasi. Ini juga relevan dengan SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, karena kegiatan peternakan yang efisien dan modern mendukung praktik-praktik pertanian berkelanjutan.
Kegiatan pengmas ini bertema “Peningkatan Efisiensi Reproduksi Domba pada Kelompok Ternak di Kecamatan Manisrenggo untuk Mewujudkan Desa Mandiri dan Sejahtera.” FKH UGM berkomitmen untuk terus mendampingi para peternak dalam program jangka panjang ini.
Acara ditutup dengan tur peternakan domba di C.V. AJ Wonder Farm, yang memiliki lahan seluas 3.000 m² dan memelihara berbagai jenis domba, baik lokal maupun impor. Kunjungan ini memberikan gambaran langsung tentang penerapan praktik peternakan modern dan efisien kepada peserta. Kehadiran perwakilan pemerintah daerah menambah signifikansi acara ini. Triyanto, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dari Dinas Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Klaten, memberikan apresiasi atas inisiatif FKH UGM dan menegaskan pentingnya kolaborasi antara akademisi dan pemerintah dalam mendukung pengembangan sektor peternakan.
“Kegiatan semacam ini sangat berharga bagi para peternak kita. Kami berharap acara serupa dapat dilaksanakan secara rutin untuk memastikan transfer pengetahuan berkelanjutan dan peningkatan kualitas peternakan di wilayah kami,” ujarnya penuh antusiasme.
Melalui kegiatan pengmas ini, diharapkan terjalin kolaborasi yang berkelanjutan antara FKH UGM, pemerintah daerah, dan masyarakat peternak di Kecamatan Manisrenggo, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan industri peternakan domba di Indonesia. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di daerah lain, mendukung pencapaian SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Kontributor: Aris Junaidi
Sapi-sapi yang bergabung terdiri dari 5 kelompok gerobak sapi, yaitu kelompok Pangrekso Andini Karyo, Langgeng Sehati, Makarti Roso Manunggal, Manunggal Lestari, dan Pager Merapi yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah. (SGD 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan – Kemitraan Masyarakat Sipil).

Acara dimulai dengan karnaval gerobak sapi yang diikuti 86 gerobak pada pukul 08.00 pagi. Masing-masing gerobak ditarik oleh 2 ekor sapi, dan gerobak dinakhodai 1 bajingan dan 1 navigator di bagian belakang. Pada saat karnaval, penonton boleh ikut merasakan duduk didalam gerobak dan ikut berkeliling. Gerobak Sapi terlihat indah dengan warna-warni yang memukau.
Gerobak Sapi Yogyakarta adalah warisan budaya tak benda Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah diakui UNESCO sejak tahun 2019 Gerobak-gerobak ini masih aktif digunakan sebagai sarana transportasi lokal yang tentu saja tidak mengeluarkan polusi udara (SDG 11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan).
Sapi yang diikutkan adalah sapi potong tipe Peranakan Ongole (PO). Salah satu ciri khas Sapi PO adalah badan yang tinggi besar, berwarna putih keabu-abuan, dan mempunyai punuk di belakang kepala. Sapi-sapi PO ini mendapatkan perawatan yang maksimal dan sudah pasti sehat karena mampu dan sudah terbiasa untuk menarik gerobak dan melakukan perjalanan yang cukup panjang (SDG 15 Ekosistem Darat).

Setelah melakukan karnaval, terdapat 2 lomba yang bisa mereka ikuti, yaitu: Drag Race, dan Tunggang Sapi. Perlombaan Drag Race adalah lomba ketangkasan pengemudi gerobag sapi (bajingan). Perlombaan ini hanya boleh diikuti oleh 1 orang bajingan atau joki tanpa navigator sedangkan tipe gerobak ditentukan oleh panitia. Peserta diperbolehkan menggunakan sapi milik sendiri atau sapi yang disediakan panitia. Selama lomba berlangsung, sapi dan gerobaknya harus melewati rute yang sudah dirancang dalam waktu maksimal 5 menit. Hal-hal yang menjadi penilaian adalah bagaimana ketangkasan bajingan mengendalikan sapi beserta gerobag yang ditungganginya tanpa menyentuh tali batas luar rute dan pasak pada bagian tengah rute melingkar. Kecepatan juga sekaligus menjadi poin penilaian.
Lomba individu berikutnya adalah kategori Sapi Tunggang. Masing-masing penunggang dan sapinya harus melewati rute berliku yang ditentukan panitia dalam waktu kurang dari 2 menit. Selain itu, sapi harus mampu diarahkan untuk memberikan penghormatan di depan panggung selama 30 detik. Kriteria penilaian adalah kepatuhan dan ketenangan sapi dalam kendali sang joki (bajingan) dan keselarasan keduanya dalam waktu yang terbatas.

Para pemenang (3 terbaik dari setiap kategori) dihadiahi piala Dekan FKH UGM serta uang pembinaan atas keterampilan mereka merawat dan mengendalikan sapi (SDG 1 tanpa kemiskinan). Menariknya, salah satu pemenang Sapi Tunggang adalah anak kecil yang masih berumur 6 tahun bernama Gani Mustofa, bahkan pemenang pertamanya adalah seorang perempuan (SDG 5 Kesetaraan Gender). Sapi yang diikutkan lomba tunggang juga tampak sejahtera dan kondisinya sangat baik. Tak heran, paska lomba harga jualnya menjadi meningkat. Setiap peserta juga berhak membawa pulang 50kg pakan ternak yang dibagikan panitia di akhir acara. Acara yang melibatkan pemerintah, kampus, peternak, dan masyarakat luas ini berlangsung meriah, memberi kebahagiaan bagi para peserta lomba yang tergabung dalam paguyuban, serta ribuan masyarakat yang menyaksikan.
Dalam acara tersebut, tim FKH UGM melakukan pemeriksaan reproduksi pada sapi menggunakan teknologi ultrasonografi (USG) dan memberikan suplementasi vitamin. Selain itu, mereka juga memberikan obat cacing untuk sapi yang tidak bunting, memastikan bahwa ternak mendapatkan perawatan yang komprehensif. Partisipasi aktif dari staf dosen dan mahasiswa yang sedang menjalani koasistensi reproduksi sangat memperkuat pelaksanaan inisiatif ini.
Bapak Mulyono, ketua Kelompok Ternak Mergo Andhini Makmur, mengungkapkan keprihatinannya dalam sambutannya, menyoroti dampak serius dari pandemi COVID-19 serta wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease. Ia melaporkan penurunan populasi sapi betina hingga 50%, dari 80 ekor menjadi sekitar 40 ekor. “Kondisi ini diperburuk dengan sulitnya sapi betina untuk bunting setelah wabah penyakit,” jelas Bapak Mulyono.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh tim FKH UGM menunjukkan bahwa kondisi ovarium beberapa sapi yang sulit bunting sebenarnya masih baik. Namun, terdapat kecenderungan sapi-sapi ini mengalami kesulitan dalam menunjukkan gejala birahi. Pemberian vitamin dan suplemen mineral diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi sapi dan memperbaiki siklus estrus mereka.
“Dengan adanya pengabdian masyarakat ini, kami berharap dapat terjalin kembali kerjasama dan pembinaan dari pihak kampus yang sempat terhenti akibat pandemi COVID-19,” ungkap Bapak Mulyono. Pernyataan ini mencerminkan pentingnya kemitraan masyarakat sipil dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam memberdayakan petani lokal dan meningkatkan mata pencaharian mereka.
Acara ini juga disuguhi dengan makanan tradisional yang disiapkan oleh kelompok wanita tani, menampilkan budaya lokal dan semangat kebersamaan. Aspek ini tidak hanya memberikan nutrisi bagi peserta tetapi juga menyoroti peran perempuan dalam pertanian dan produksi pangan, sejalan dengan SDGs yang berfokus pada pemberdayaan perempuan.
Departemen Reproduksi dan Obstetri FKH UGM berkomitmen untuk menjalin kerjasama berkelanjutan dan memberikan pembinaan lanjutan guna mendukung pemulihan kelompok ternak ini. Melalui kemitraan ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi kesejahteraan peternak dan populasi sapi di Indonesia.
Sebagai kesimpulan, kolaborasi antara FKH UGM dan Kelompok Ternak Mergo Andhini Makmur merupakan contoh model bantuan pembangunan yang sukses yang mengintegrasikan pendidikan, kesehatan, dan sumber daya ekonomi. Dengan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani lokal dan ternak, inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk memulihkan kesehatan sapi tetapi juga memberdayakan komunitas menuju praktik pertanian yang berkelanjutan.
Penulis: Yosua Kristian Adi

Seminar dibuka oleh Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Seminar berlangsung secara daring dan luring di Ruang Sidang Dekanat dan dihadiri oleh dosen, praktisi kesehatan hewan, dan mahasiswa S1-S3 FKH maupun dari universitas diluar UGM. Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Ahmed Abd El Wahid menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antara sektor kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat, baik akademisi maupun pihak pemerintah untuk mengatasi tantangan zoonosis, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia, yang memiliki bentuk kepulauan sehingga membutuhkan Kerjasama berbagai pihak untuk mengatasi masalah zoonosis khususnya terkait lalu lintas pangan asal hewan dan foodborne disease. Beliau juga membahas strategi pencegahan dan pengendalian penyakit zoonotik yang efektif.
Sementara itu, Prof. Dr. Uwe Truyen berbagi penelitian terbaru mengenai patogen zoonotik dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat global. Ia menyoroti perlunya pendekatan berbasis bukti dalam menangani isu-isu zoonosis yang berkembang seiring dengan perubahan iklim dan urbanisasi.
Kuliah umum ini memberikan wawasan baru terkait zoonosis terutama pendekatan One Health sebagai strategi holistik untuk memerangi penyakit emerging dan re-emerging disease pada negara yang memiliki pendapatan rendah dan menengah. Selain itu, kegiatan ini juga berimpak pada fungsi ketahanan pangan yang sehat. Kuliah umum terkait zoonosis menjadi wujud nyata Fakultas Kedokteran Hewan UGM dalam upaya mencapai tujuan SDGs 1: Tanpa Kemiskinan, SDGs 2: Tanpa Kelaparan, SDGs 3:Kehidupan sehat dan sejahtera, SDGs 4: pendidikan berkualitas, SDGs 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak, SDGs 7: Energi bersih dan terjangkau, SDGs 8: Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, SDGs 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDGs 10: Berkurangnya Kesenjangan, SGDs 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, SDGs 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung jawab, SDGs 14: Ekosistem Lautan, SDGs 15: Ekosistem Daratan, SDGs 16: Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan yang tangguh, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Penulis: Yanis Ramadhanti