Kesempatan belajar hingga ke negeri sakura kembali diraih mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Dua mahasiswa terpilih mengikuti Students Mobility 2025 di Joint Faculty of Veterinary Medicine,
Ruang Belajar BEM 2024 ini berkorelasi secara tidak langung terhadap Sustainable Development Goals. Pengaruh dan dampak RBB ini mendukung tujuan untuk menghasilkan Pendidikan yang berkualitas, hal ini berkaitan dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya mahasiswa. Kapasitas dan kapabilitas sumber daya mahasiswa ditingkatkan melalui pembekalan materi mengenai manajemen diri, manajemen organisasi, dan personal development. Selain itu, dengan adanya RBB 2024 ini, tujuan untuk mencapai perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh dapat diwujudkan. Pembiasaan dan pembekalan di RBB 2024 akan memberikan simulasi kelembagaan yang akan dijalankan di kemudian hari. Pemaparan materi yang ada di RBB 2024 turut memberikan kontribusi untuk mewujudkan pekerjaan yang layak dengan pembekalan softskills.
Dengan demikian, pelaksaan Ruang Belajar BEM 2024 yang bertajuk “Prakarsa Cita Bersama Naaranjana” menjadi penting dan memiliki urgensi tersendiri. Hal ini menjadi bukti bahwa banyak manfaat, pengaruh, dan dampak yang ditimbulkan dari pelaksaan kegiatan ini.
Penulis : Dimas Surya Pamungkas
Kegiatan ini dilaksanakan secara luring dan bertempat di ruang Seminar II FKH UGM pada pukul 08.00-15.00 dan dihadiri oleh 45 orang pengurus dan 5 orang Dewan Penasihat. Para peserta mengikuti acara pembekalan dengan semangat dan sukacita. Pada acara pembekalan ini terdapat sesi pujian dan renungan, sesi games, pembasuhan komisi, sesi sharing, dan evaluasi kelebihan kekurangan diri secara bersama-sama.
Pada sesi pertama yaitu pujian dan renungan, pengurus dibekali terlebih dahulu dengan Firman Tuhan yang terdapat dalam Mazmur 119 dengan judul perikop “Bahagianya Orang yang Hidup menurut Taurat Tuhan” Dari perenungan ini, para pengurus baru PMK FKH 2023 diharapkan dapat memaknai Tuhan Yesus sebagai pokok yang dapat memberi pertumbuhan bagi pelayanan di PMK, sehingga pengurus dapat lebih lagi mendekat kepada Tuhan agar dapat berbuah manis di pelayanan ini.
Setelah sesi 1, kegiatan selanjutnya adalah games cek chemistry antar komisi serta dilanjutkan dengan makan siang dan sharing sehingga menghidupkan kembali semangat para peserta untuk menjalani acara selanjutnya. Setelah itu, sesi kedua dimulai dengan sesi pembasuhan bagi BPH dan koordinator komisi, pembasuhan ini dilakukan sebagai tanda dimulainya pelayanan seperti yang dicontohkan Tuhan Yesus kepada para murid. Tuhan Yesus sudah lebih dahulu melayani kita, sehingga kitalah yang harus melanjutkan pelayanan tersebut kepada orang lain. Setelah sesi pembasuhan dilanjutkan oleh pengisian evaluasi diri berupa kelebihan dan kekurangan dari setiap pengurus yang ditulis menggunakan kertas dan diedarkan dalam satu lingkaran besar. Keseluruhan acara dapat berlangsung dengan baik dan lancar sebagai hasil kerjasama panitia dan semua pihak yang terlibat.
Dari acara ini, seluruh nilai-nilai yang telah disampaikan pada setiap sesi mampu diserap dengan baik, berdampak positif, dan mengena pada hati setiap pengurus. Semoga kegiatan pembekalan pengurus ini dapat mempersiapkan seluruh pengurus PMK yang baru untuk melayani di PMK dan membawa dampak yang baik bagi diri sendiri dan sesama.
SDGs 4 Pendidikan Berkualitas, SDGs 16 Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, Veterinary Medicine
Pada Jum’at, 1 Maret 2024, FKH UGM dan Yamaguchi University memperbaharui perjanjian Kerjasama mereka dalam bidang akademik. Pada kesempatan ini, lima orang delegasi dari JICA (Japan International Cooperation Agency) dan Yamaguchi University berkunjung ke Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yaitu Prof. Hiroshi Sato, DVM, Ph.D, Masayasu Taniguchi, DVM., Ph.D., Dr. drh. Maiku Abe, Ph.D dari Yamaguchi University, dan Prof. Takeshige Otoi, DVM., Ph.D. dari Tokushima University. Selain penandatanganan MoU, Prof. Hiroshi Sato juga memaparkan presentasi yang bertema tentang Meningkatkan Manajemen Produktivitas Sapi untuk Kesejahteraan Peternak (Improving Cattle Breeding Management for the Well-being of Farmers).
Setelah acara penandatangan MoU, diadakan kuliah umum pada pukul 09.00 WIB. Pembicara pada kuliah umum tersebut antara lain Prof. Takeshige Otoi, DVM., Ph.D. yang mengusung judul Development of AI (Artifical Intelligence) Based Method for Diagnosing the Right Time for Insemination in Cattle (Pengembangan Metode Berbasis AI (Artifical Intelligence) untuk Mendiagnosis Waktu yang Tepat untuk Inseminasi pada Sapi), dan Masayasu Taniguchi, DVM., Ph.D. yang mengusung judul Estrus Syncronization Protocol and Results on Beef Cattle at Gunungkidul Regency (Protokol dan Hasil Sinkronisasi Estrus pada Sapi Potong di Kabupaten Gunungkidul). Acara diikuti oleh lebih kurang 89 peserta, yaitu mahasiswa profesi kedokteran hewan, dan pegawai Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Kuliah umum ini menjelaskan taknik yang lebih efektif untuk melakukan inseminasi pada sapi sesuai waktu yang tepat, dan hasil dari sinkronisasi Estrus pada sapi potong di wilayah Gunung Kidul.
Dalam sambutan pembukaan Prof. drh. Teguh selaku dekan FKH UGM mengatakan bahwa pelatihan ini menekankan pada penanganan wabah penyakit di sektor peternakan sapi di Indonesia. Diharapkan mereka akan menjadi garda terdepan bermitra dengan pemerintah dalam menanggulangi wabah penyakit hewan. Pelatihan di Boyolali kali ini sangat istimewa karena dilatih oleh lima fasilitator nasional sementara sebelumnya hanya dilatih oleh satu fasilitator lokal dan satu fasilitator nasional.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Boyolali Ir. Lusiana Dyah Suciati menambahkan pada tahun 2017 & 2018 Boyolali menjadi Pilot Project One Health. Dan dari pelatihan itu menghasilkan 95 tenaga medis hewan untuk penanggulangan penyakit hewan menular. Dan pada tahun 2024 ini DPRD Boyolali membuat PERDA tentang lalulintas hewan guna mencegah & pengendalian penyakit hewan menular,ujarnya.
Pelatihan Tenaga Dokter Hewan ini sesuai dengan program Pembangunan Berkelanjutan yang mendukung beberapa indikator Sustainable Development Goals (SDGs) sesuai dengan tujuan, yaitu : 3,4, 8,12,15 dan 17.
Small Group Discussion sendiri sudah diadakan di FKH sejak tahun 2013. Ketika melakukan SGD, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka berlatih untuk berpikir kritis, menganalisis, dan menyampaikan pemecahan masalah. Dalam pemaparan materinya, Prof. Gandes menjelaskan tentang strategi pengelolaan kelas SGD. Beliau juga membandingkan keadaan yang ideal (should) di dalam kelas, dan keadaan yang sebenernya terjadi di lapangan (reality).
Dalam workshop tersebut, diingatkan lagi tugas-tugas dan peran dosen yang menjadi fasilitator. Mereka berperan untuk memfasilitasi diskusi yang sehat, dan mandiri. Fasilitator diperbolehkan untuk menginterupsi diskusi mahasiswa untuk meluruskan misconception atau meminta klarifikasi lebih detal dari apa yang mahasiswa sampaikan. Dalam membuat skenario SGD, ada beberapa format dan jenis yang dapat diterapkan, yaitu format deskripsi, format video audio, format strategi, multi-level, dan study practice.
Diskusi berjalan aktif dengan banyaknya tanya jawab yang terjadi antara dosen dengan narasumber. Pertanyaan yang diajukan pun bermacam-macam, seputar keadaan mahasiswa selama mengikuti SGD, sampai dengan tips yang bisa dieterapkan di kelas dalam situasi tertentu. Workshop ini dijalankan sebelum semester genap 2023/2024. Dengan diadakannya workshop ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pertemuan-pertemuan SGD yang akan dilangsungkan kedepannya.
Oleh: Dea Dwi Novita. S.Pd.
Dalam sambutan pembukaan drh. Teguh selaku dekan FKH UGM mengatakan bahwa pelatihan ini menekankan pada penanganan wabah penyakit di sektor peternakan sapi di Indonesia. Diharapkan mereka akan menjadi garda terdepan bermitra dengan pemerintah dalam menanggulangi wabah penyakit hewan. Pelatihan di Brebes kali ini sangat istimewa karena dilatih oleh lima fasilitator nasional sementara sebelumnya hanya dilatih oleh satu fasilitator lokal dan satu fasilitator nasional.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Brebes drh. Ismu Subroto menambahkan pelatihan ini merupakan upaya menyiapkan tenaga kesehatan hewan yang kompeten dalam pendeteksian dini penyakit hewan. Selanjutnya drh. Ismu berharap DPKH Brebes mampu mendeteksi dan mengantisipasi masuknya penyakit hewan di wilayah Kabupaten Brebes.
Pelatihan Tenaga Dokter Hewan ini sesuai dengan program Pembangunan Berkelanjutan yang mendukung beberapa indikator Sustainable Development Goals (SDGs) sesuai dengan tujuan, yaitu : 3,4, 8,12,15 dan 17.
Dalam sambutannya Dekan FKH UGM Prof. drh. Teguh Budi Pitojo M.Si. Ph.D menyampaikan periode Pelantikan kali ini masa studi tercepat adalah 66 bulan atau 5 tahun 5 bulan, sedangkan rekor tercepat secara keseluruhan masa studi tercepat adalah 60 bulan atau 5 tahun. Usia dokter Hewan termuda periode ini 22 tahun 6 bulan 10 hari. Sebanyak 50% dokter hewan yang dilantik sudah bekerja di berbagai sektor. Dekan FKH UGM dalam kesempatan ini mengembalikan para dokter hewan yang dilantik kepada keluarganya seraya berpesan agar mereka mempelajari dan menghayati lirik Lagu “KAGAMA BHAKTI” sebagai bekal mengabdikan ilmu yang didapat bagi keberlangsungan negara dan kemajuan bangsa Indonesia.
Dekan FKH UGM juga menyampaikan kondisi terkini Pendidikan Kedokteran Hewan, sampai saat ini belum ada peraturan perundangan terkait Standarisasi penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Kedokteran Hewan di Indonesia yang dapat menjamin kualitas Lulusan Dokter Hewan di Indonesia. Undang undang yang ada saat ini belum memuat ketentuan yang dapat mengatur Pendidikan Tinggi Kedokteran Hewan.Mengakhiri pidatonya Prof. drh. Teguh Budi Pitojo M.Si. Ph.D. mengajak seluruh dokter baru untuk ikut memperjuangkan diterbitkannya peraturan perundangan tentang Pendidikan Tinggi Dokter hewan.
Pelantikan Dokter Hewan ini sesuai dengan program Pembangunan Berkelanjutan yang mendukung beberapa indikator Sustainable Development Goals (SDGs) sesuai dengan tujuan, yaitu 4 dan 8
Di awal tahun 2024 Fakultas Kedokteran Hewan
Acara dibuka oleh Dekan FKH, Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D., seluruh civitas akademika FKH menghadiri talkshow dengan narasumber Dr. drs. Sumaryono, M.Si. dari Fakultas Psikologi UGM. Pada kesempatan tersebut, beliau menyampaikan tema tentang bekerja bahagia. Salah satu sumber pemecahan masalah adalah kemampuan berpikir dari sudut pandang yang lain. Kapabilitas untuk melihat dari berbagai perspektif adalah kemampuan yang baik yang harus dimiliki oleh para pegawai. Selain itu, terdapat 2 faktor yang dapat meningkatkan kinerja, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kemauan untuk bekerja (willingness to perform), dan faktor eksternal berupa dukungan atau support dalam bentuk fasilitas.
Kunci refleksi kehidupan adalah kebermakna-an dan kebermanfa-atan. Pak Sumaryono melanjutkan penjelasan dengan mengenalkan konsep yang baru: well-being. Konsep ini diambil dari konsep kebahagian itu sendiri, yaitu sejahtera secara fisik dan psikis. Keadaan seperti ini menghasilkan lingkungan kerja yang produktif, positif, serta supportif satu sama lain. Konsep well-being mengantarkan kita pada kepuasan kerja dan kepuasan hidup.
Oleh: Dea Dwi Novita, S.Pd.