Pada hari Minggu 19 Mei 2024 telah dilaksanakan Pet Animal Advanced Study (PAAS) oleh Departemen Pendidikan Kelompok Studi Hewan Kesayangan (KSHK) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Kegiatan Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) FKH UGM telah melaksanakan kegiatan Malam Inisiasi. Tema yang diangkat pada kegiatan Malam Inisiasi tahun ini adalah “Saudara dalam Kristus, Saling Mendorong dalam
Acara Non-Ruminant Care Day (NCD) 2024 dimulai pada pukul 13.00 WIB dan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne Gadjah Mada. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan dan sambutan dari
Departemen Pengembangan Bahasa Veterinary Science Community (VSC) FKH UGM telah menyelenggarakan kegiatan Motivation Letter pada Sabtu, 7 September 2024 bertempat di Ruang Seminar 2 Gedung V4 FKH UGM.
Veterinary Entrepreneur (VETEPRENEUR) 2024 merupakan kegiatan yang diadakan oleh Pengurus Cabang IMAKAHI UGM berkolaborasi dengan BEM FKH UGM. Lomba kewirausahaan yang diadakan memiliki tema
UKM Expo dan Inauguration Night merupakan rangkaian kegiatan Pionir Vetebrae Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Proyek riset yang dilakukan oleh Syifa dan anggota timnya merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE). Didukung pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), tim Sambikarnis berhasil menemukan potensi obat hepatoprotektor ekstrak sambiloto dengan kombinasi cangkang kapsul akar manis sebagai terapi alternatif Feline Infectious Peritonitis. Penelitian ini selaras dengan SDGs poin 3, kesehatan yang baik dan kesejahteraan.
Feline Infectious Peritonitis (FIP) merupakan salah satu virus yang menyerang pada kucing dengan 80% penderitanya mengalami tipe efusif yang disebabkan oleh vaskulitis jaringan hepar yang semakin parah hingga membentuk jaringan parut di hepar (sirosis) sehingga mengakibatkan penumpukan cairan pada rongga abdomen dan dengan tingkat kematian yang tinggi.
Hati mengatakan bahwa “FIP terjadi ketika adanya mutasi pada feline entric coronavirus yang kemudian menyebar melalui sistem fagositosis monosit dan variasi terbentuk dalam respon imun, yaitu FIP efusif (basah) dan non efusif (kering)”.

Pengobatan yang paling umum diberikan untuk penderita FIP saat ini adalah antivirus Remdesivir dan GS-441524. Namun, dua jenis pengobatan ini didapatkan dari hasil impor dengan penggunaan jangka panjang, yaitu 84 hari dan didukung dengan penggunaan obat support yang cukup banyak.
“Ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis merupakan formulasi herbal yang bersifat hepatoprotektor yang dihasilkan melalui proses ekstraksi dengan metode maserasi ethanol 96% kemudian pada ekstrak sambiloto dibentuk sediaan serbuk, sedangkan ekstrak akar manis diformulasikan sebagai kapsul pelapis dari serbuk ekstrak sambiloto. Ekstrak sambiloto memiliki senyawa aktif andrographolide yang mampu mengurangi kematian hepatosit, menurunkan kadar SGPT, SGOT, dan meningkatkan albumin sehingga hepar menjadi normal kembali. Ekstrak akar manis memiliki kandungan glisirizin yang sering digunakan sebagai sweetener agent dan telah terbukti bermanfaat sebagai antivirus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis dosis 200 mg/kgBB terbukti efektif dalam menaikan kadar albumin dan menurunkan kadar SGOT, SGPT serta mempercepat perbaikan jaringan hepar yang terpapar oleh agen hepatotoksik dan virus,” terang Syifa selaku ketua tim.

“Perlu adanya eksplorasi sumber pengobatan baru untuk FIP dan penyesuaian dosis dengan hewan probandus (subjek utama). Formulasi hepatoprotektor ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis dapat menjadi kandidat terapi, tetapi diperlukan adanya landasan yang kuat untuk penelitian lebih lanjut,” ujar Afi.
Riset ini dapat mengungkap aktivitas hepatoprotektor ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis sebagai terapi alternatif FIP. Berlandaskan kerja keras dan kolaborasi riset terdahulu, riset ini terus digali untuk kontribusi dalam mewujudkan SDGs 3 Kehidupan yang sehat dan sejahtera. Dengan mengembangkan terapi alternatif yang berbasis alam, penelitian ini juga berkontribusi pada pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Riset ini tidak hanya berfokus pada pengembangan produk, tetapi juga pada transfer pengetahuan dan teknologi sehingga hasilnya dapat diterapkan secara luas dan bermanfaat bagi masyarakat global. keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam pengembangan obat-obatan herbal yang teruji secara ilmiah dan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat.






Kegiatan ini dimulai pada pukul 19.00 dengan sesi memasak bersama, dilanjutkan dengan sesi games, sharing session dan bonding. Kemudian dilanjutkan dengan outbound di sepanjang jalan setapak bukit Klangon pada pagi hari kedua. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan habitat pada daerah terus dan membuat anggota baru bertanggung jawab, serta ikut andil dalam pelestarian alam.
Meskipun acara yang dilakukan cukup padat, serta memerlukan banyak persiapan, peserta Semoet Dolan memastikan tidak ada sampah yang tertinggal. Prosesi masak bersama menggunakan bahan yang dapat diaur ulang dan dipastikan tidak meninggalkan api yang dapat merusak habitat sekitar.
Harapan kami melalui kegiatan ini adalah semakin tumbuhnya kesadaran atas kerusakan alam yang banyak terjadi di Indonesia dan juga terpupuknya rasa cinta kepada alam dalam diri setiap anggota. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals pada poin ke-13 mengenai penanganan perubahan iklim dan poin ke-15 mengenai ekosistem daratan.
Salam lestari!

Penulis: Qolbii Annisa M. G. dan Ardelia Kirana A.
Kredit Foto: Ardelia Kirana A.