Untuk mengawali kepengurusan PMK 2025 dan menyatukan visi misi dalam berpelayanan, pada tanggal 15 Maret 2025, Badan Pengurus Harian dan Dewan Pembimbing PMK FKH UGM mengadakan pembekalan pengurus.....
PMK
Kegiatan Ibadah dan Perayaan Paskah adalah kegiatan yang diselenggarakan setiap tahun di Universitas Gadjah Mada. Persekutuan Mahasiswa Kristen FKH UGM pada tahun 2025 turut mengadakan kegiatan Ibadah dan Perayaan Paskah.
Kedamaian merupakan suatu situasi yang perlu diperjuangkan dan dirayakan bersama-sama. Berdasarkan keyakinan tersebut, UKM keagamaan FKH UGM (PMK, KMK, dan KMMV) menyelenggarakan kegiatan Bagi-Bagi Makanan untuk masyarakat yang membutuhkan pada Jumat, 21 Maret 2025 dengan tema “Giving Peace” di lingkungan sekitar UGM.
Materi pertama yang disampaikan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan RI, Dr. drh. Agung Suganda, M.Si. , mengenai tentang Peta Jalan Pemberantasan dan Situasi Terkini Penyakit dan Kuku yang ada di Indonesia. Kerangka Strategis untuk Indonesia Bebas PMK 2035 dituangkan dalam 8 pilar, antara lain vaksinasi PMK, pengamatan terus menerus terhadap PMK (surveillannce), biosecurity ketat dan pembatasan pergerakan hewan yang rentan PMK, Kesiapsiagaan dan tanggap darurat PMK, pemulihan produksi dan produktivitas ternak ruminansi pasca terkena PMK, penanganan dampak sosio-ekonomi PMK khususnya bagi peternakan rakyat, dan koordinasi dengan stakeholder dari dalam dan luar negeri. Kementerian Pertanian mendorong pelaksanaan Vaksinasi Mandiri dan menjamin ketersediaan dan akses vaksin PMK yang bermutu.
Kemudian Prof. Dr. drh. AETH Wahyuni, M.Si. sebagai narasumber ke dua, seorang Guru Besar dari Departemen Mikrobiologi FKH-UGM, menyampaikan bahwa Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) merupakan penyakit menular yang menyerang hewan berkuku belah (cloven hoofs), baik pada hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau, gajah, domba dan babi maupun hewan liar seperti rusa, bison jerapah bahkan Gajah. PMK disebabkan oleh Foot-and-Mouth Disease Virus (FMDV) dan bukan jenis zoonosis karena penyakit ini tidak menular ke manusia. PMK sendiri adalah salah satu Penyakit Lintas Batas yang serius karena sangat menular, dapat menyebar secara nasional dan internasional yang cepat serta tidak terduga.
Sebagai narasumber ketiga adalah Dr. drh. M. Munawaroh, MM., Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) memaparkan bahwa penanganan wabah PMK membutuhkan pendekatan komprehensif dan kolaborasi oleh semua pihak. Beberapa rekomendasi yang diberikan adalah pemulihan peternakan yang terdampak, peningkatan kapasitas dokter hewan dan petugas medik veteriner di lapangan. Investasi dalam penelitian vaksin dan pengobatan, melakukan vaksinasi secara berkala dalam waktu minimal 5 tahun.
Peran Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan dalam Penanganan PMK disampaikan oleh narasumber keempat, Prof. drh. Agung Budiyanto, MP, Ph.D. Berbagai peran tersebut antara lain, membentuk tim satuan tugas (Satgas) PMK di tingkat universitas yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, menyediakan pakar klinis dan laboratoris untuk diagnosis virus penyebab PMK, memberikan komunikasi, informasi edukasi (KIE) kepada masyarakat salah duanya adalah dengan program pengabdian masyarakat dan KKN yang secara reguler diadakan setiap tahunnya.
Selanjutnya Dr. Ir. Indyah Aryani, MM, selaku Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, membagikan pengalaman dan langkah-langkah pengendalian PMK di Jawa wilayah Timur sejak tahun 2022 lalu. Tindakan yang dilakukan berupa isolasi ternak sakit berbasis kandang, melakukan lockdown di daerah tertular PMK yang berbasis desa atau kecamatan, pengobatan pada ternak yang sakit berbasis simptomatis, penutupan sementara pasar hewan, pembatasan lalu lintas ternak, desinfeksi kandang dan lingkungan, pemotongan bersyarat dan vaksinasi massal PMK. Lebih jauh lagi, drh. Retno WIdiastuti, sebagai Narasumber keenam, yang merupakan Kepala Bidang Kesehatan Hewan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten Gunung Kidul juga memaparkan langkah-langkah yang diambil ketika terjadi kasus PMK, yaitu dengan mengajukan anggaran tambahan mendahului PERBUB Perubahan APBD Kabupaten Gunungkidul, respon laporan kematian ternak dan penelusuran kasus, pengambilan sampel, penguburan bangkai ternak, surveilans kasus, koordinasi lintas sektoral, pengobatan ternak yang sakit di lapangan, desinfeksi kandang dan lingkungan, pemberian vitamin untuk ternak sehat, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), pemeriksaan kesehatan hewan di pasar, pengawasan lalu lintas ternak, dan persediaan obat serta desinfektan.
Dari kalangan industri peternakan swasta, drh. Nanang Purus Direktur Feedlot PT. Indo Prima Beef dari Lampung menyampaikan dampak besarnya kerugian ekonomi yang dialami oleh peternak apabila hewannya terjangkit PMK. Bentuk dampak langsung yang terlihat adalah pengurangan berat badan, penurunan produksi susu, hingga kematian hewan. Dampak langsung ini berpengaruh besar pada dampak tidak langsung karena menyebabkan peningkatan biaya antara lain biaya pemotongan, pengawasan lalu lintas hewan dan tindak karantina, tambahan biaya surveilans hingga biaya vaksinasi ternak. Hal ini juga berdampak pada kehilangan pendapatan berupa gangguan industri dan kehilangan peluang ekspor. Tahapan yang dilakukan demi mencegah terjangkitnya PMK antara lain adalah dengan memperketat SOP lalu lintas hewan. Dimulai sejak sebelum hewan diberangkatkan, kemudian masuk dalam stasiun karantina, hingga penerapan biosecurity yang sangat ketat termasuk biosecurity untuk semua tamu dan customer, biosecurity kendaraan, penyemprotan desinfektan pada kandang dan peralatan peternakan secara berkala, dan vaksinasi untuk setiap kedatangan sapi. Vaksinasi terbukti efektif mencegah sapi dari potensi tertular PMK. Sapi feedlot yang 100% divaksin terbukti 0 (Zero) kasus sejak vaksinasi diperlakukan.
Dari sisi praktisi ruminansia, drh. Bima Ade Rusandi sebagai Narasumber ketujuh menyampaikan bahwa kondisi peternak saat ini masih dalam tahap recovery sejak terjadinya PMK pada tahun 2022. Dalam jangka pendek, yang peternak inginkan adalah percepatan pengobatan pada daerah wabah, pengetatan lalu lintas ternak dan pasar hewan, dan percepatan distribusi vaksin pada daerah yang masih banyak ternak sehat. Dalam jangka menengah, peternak menginginkan untuk melakukan pengawasan menyeluruh terhadap ternak yang diperdagangkan di pasar maupun di tingkat pedagang. Memperketat monitor hewan sehat oleh dokter hewan. Dalam jangka panjang, melakukan peningkatan sumber daya manusia di bidang peternakan baik itu sebagai peternak maupun petugas.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab yang dimoderatori oleh drh. M. Th. Khrisdiana Putri, MP. Ph.D. Dari materi pembicara dan sesi diskusi, beberapa poin penting yang dapat disimpulkan adalah perlunya pengadaan vaksin sesuai jumlah dosis yang dibutuhkan di lapangan (baik melalui skema hibah maupun mandiri), optimalisasi anggaran untuk penanganan PMK, yang meliputi peningkatan anggaran untuk vaksinasi, pengobatan, dan pelaksanaan biosecurity, optimalisasi kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat (peternak sebagai produsen, peternak sebagai konsumen dan masyarakat secara luas) mengenai pentingnya PMK, pentingnya akselerasi vaksinasi, dan penerapan biosekuriti yang ketat.
Selain itu, peranan universitas perlu ditingkatkan dalam upaya penanganan PMK melalui riset kolaborasi yang mendukung penanganan PMK di Indonesia dengan lebih melibatkan mahasiswa dan dosen, perlunya penyediaan anggaran khusus untuk tenaga vaksinator dan personal tim pendukung di lapangan, dan mendorong Menteri Pertanian untuk mengeluarkan SK yang menyatakan bahwa PMK merupakan wabah sehingga semua stakeholder bisa ikut berperan akftif dalam penangan PMK di seluruh wilayah.
Kegiatan seminar nasional ini mendukung nilai-nilai Sustainable Development Goals (SDGs), antara lain tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, ekosistem darat, serta kemitraan untuk mencapai tujuan.
Tidak hanya untuk komisi, evaluasi ini juga ditujukan untuk badan pengurus harian PMK. BPH mempresentasikan program kerja yang sudah dilakukan sekaligus memberikan laporan kepada Dewan Penasihat. Setelah dilakukan presentasi dari seluruh komisi dan BPH, dilanjutkan dengan sesi games, pengumuman dan dokumentasi. Diharapkan melalui evaluasi yang telah disampaikan, masing-masing anggota dapat menerima dan dapat menjadi bahan pembelajaran yang baik untuk kedepannya.
Acara yang mengusung tagline “Berbagi Kasih, Saling Melayani, dalam Kasih Tuhan” ini dimulai pada pukul 09.00 pagi. Selain mendistribusikan bantuan materi, PMK & KMK FKH UGM juga menyelenggarakan berbagai kegiatan kreatif dan interaktif untuk menghibur anak-anak. Serangkaian fun games yang diadakan, yaitu lomba membuat barisan terpanjang memakai benda di sekitar, mengurutkan teman dalam satu kelompok dalam satu baris, dan estafet gambar. Kemudian dilanjutkan dengan materi edukasi tentang mengenal hewan serta kontak langsung dengan hewan tersebut. Ada beberapa hewan yaitu kucing, gecko, ular, anjing, kodok, dan kura-kura sulcata. Semua games dirancang untuk menciptakan momen-momen berharga, serta memberikan edukasi dan menyenangkan bagi para anak panti asuhan.
Setelah acara edukasi usai dilanjutkan dengan sesi kreativitas dengan membuat kenang kenangan di sebuah kertas kanvas dengan membubuhkan cap jari dengan cat, anak anak tampak antusias dan semangat ketika berpatisipasi dalam kegiatan ini. Puncak acaranya yaitu pembagian pemenang lomba deangan kategori teraktif, terheboh, terkreatif, terkooperatif, dan tergemas. Acara ditutup dengan serah terima bakti sosial dari pihak PMK & KMK FKH UGM kepada pihak Panti Asuhan Tunas Harapan, dan foto bersama.
Acara bakti sosial ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi anak-anak panti asuhan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kepedulian, empati, dan kebaikan kepada generasi muda. Semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang ditunjukkan oleh PMK & KMK FKH UGM adalah bukti nyata bahwa kebaikan selalu dapat disebarkan, bahkan dalam momen-momen sederhana sekalipun. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk turut serta dalam membantu mereka yang membutuhkan. Karena, sesungguhnya, setiap kebaikan yang kita berikan akan kembali kepada kita dengan berlipat ganda.
Pada pelaksanaannya, Ibadah Syukur Tahunan Persekutuan Mahasiswa Kristen FKH UGM meliputi ibadah singkat dan fellowship. Pada sesi firman dibawakan oleh salah satu dosen alumni PMK FKH yaitu Dr. drh. Vista Budiariati, M.Si. dengan ayat dari Kolose 1 : 10 yang berbunyi “sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah”. Tema yang diangkat dalam Ibadah Syukur Tahunan untuk tahun ini adalah “Growing and Glowing”. Tema ini diangkat untuk mengingatkan kembali bahwa PMK harus senantiasa menjadi sebuat persekutuan dan keluarga yang selalu bertumbuh dan berkembang, baik secara personal atau individual maupun bersama-sama. Bila ada konflik dengan sesama, dengan firman ini, diharapkan konflik tersebut menjadi sebuah proses pendewasaan agar masing-masing dapat semakin berkembang. Dalam firman, peserta juga diingatkan bahwa proses bertumbuh dan berkembang senantiasa harus melibatkan Tuhan agar sejalan dengan visinya.
Setelah ibadah singkat, kegiatan Ibadah Syukur Tahunan dilanjutkan dengan fellowship, yakni acara makan bersama dan games. Kegiatan fellowship berjalan dengan lancar, seluruh peserta terlihat sukacita mengikutinya. Selain itu, kegiatan fellowship juga diisi dengan menuliskan kesan-kesan tiap peserta selama berada di PMK, serta pesannya untuk PMK ke depannya.
Keseluruhan acara berlangsung dengan cukup lancar. Dengan adanya kegiatan ini harapannya mahasiswa dapat menjadi lebih berakar melalui firman Tuhan dan berbuah terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, dapat berbagi sukacita dan berkomitmen bersama dalam menjaga, merawat serta berkontribusi dalam kegiatan pelayanan di PMK.
Pemberian Hadiah kepada Pemenang Doorprize
Suasana kegiatan ketika ibadah singkat bersama
Foto Bersama di Akhir Kegiatan
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali terdeteksi di Indonesia pada Mei 2022. Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM turut mendukung upaya pemerintah dan pihak-pihak terkait
Pada pelaksanaannya, Ibadah Syukur Tahunan ini meliputi ibadah dan fellowship. Pada sesi firman dibawakan oleh pembina PMK FKH yaitu Dr. drh. Dwi Priyowidodo, MP dengan ayat dari Yakobus 1 : 14-15 yang berbunyi : “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”. Tema yang diangkat dalam ibadah ini adalah “Quarter Life Crisis”. Tema ini diangkat untuk mengingatkan kembali bahwa PMK yang berumur 23 tahun bukanlah organisasi yang terhitung muda lagi. Banyaknya godaan dan juga keraguan akan diri sendiri maupun kepada Tuhan membuat banyak manusia jatuh. Banyak yang mulai meninggalkan Kristus karena dianggap sudah mulai tidak relevan dengan kebutuhannya dan proses pendewasaannya. Hal ini merupakan sebuah pola pikir yang keliru mengingat Kristus adalah satu-satunya jalan kebenaran. Tantangan yang dihadapi PMK di masa depan tidak akan semakin mudah. Semakin banyak harapan dan tujuan tujuan baru serta tuntutan untuk ikut berkembang seiring kemajuan zaman. Namun bukan berarti PMK bisa mengesampingkan dasar dari organisasi ini yakni bertumbuh dan berkembang serta melakukan segala sesuatunya di dalam Kristus. Sehingga hingga kapanpun PMK FKH berdiri dan siapapun yang pengurus serta anggotanya, akan selalu berjalan dan bekerja bersama demi kemuliaan nama Tuhan.
Keseluruhan acara berlangsung dengan cukup lancar. Dengan adanya kegiatan ini harapannya mahasiswa dapat menjadi lebih berakar melalui firman Tuhan dan berbuah terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, dapat berbagi sukacita dan berkomitmen bersama dalam menjaga, merawat serta berkontribusi dalam kegiatan pelayanan di PMK.
Kedatangan mahasiswa baru selalu disambut setiap tahunnya oleh Universitas Gadjah Mada melalui kegiatan