Ekspedisi Satwa Liar merupakan kegiatan kolaborasi antara Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL) dan Veterinary Pecinta Alam Gadjah Mada (VETPAGMA) FKH UGM. Tema yang diangkat pada tahun ini adalah “The Hidden Treasures of Mount Merapi: A Journey to Understand, Restore, and Protect Mount Merapi’s Nature.” Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal behaviour satwa liar di alam bebas, menumbuhkan jiwa konservasi satwa liar serta meningkatkan kepedulian serta pemahaman terhadap pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya reptil dan aves yang menjadi salah satu bagian penting ekosistem di Taman Nasional Gunung Merapi.
Ekspedisi Satwa Liar dilaksanakan pada tanggal 24 – 26 Juni 2025 di Sapuangin, Tegalmulyo, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah yang diikuti oleh 39 orang peserta. Sebelum dilaksanakan kegiatan ekspedisi, telah dilakukan persiapan berupa survey, pembekalan dan latihan fisik.
Survey dilakukan pada tanggal 15 Mei 2025 untuk memastikan keberadaan satwa yang menjadi fokus dalam pengamatan, titik strategis pengamatan, dan akses menuju lokasi pengamatan. Pembekalan pertama dilakukan pada Minggu, 25 Mei 2025 dengan materi pengenalan dasar kegiatan ekspedisi. Pembekalan kedua dilakukan pada Sabtu, 14 Juni 2025 dengan materi survival, medis, serta pengenalan satwa yang mungkin dapat ditemukan di Sapuangin. Setelah selesai pembekalan, dilanjutkan dengan latihan fisik di Taman Kearifan Wisdom Park UGM. Pada tanggal 21 Juni 2025 dilakukan technical meeting dengan materi berupa penjelasan susunan acara yang akan dilaksanakan selama ekspedisi dan perlengkapan yang perlu disiapkan.
Keberangkatan dimulai dari jam 08.00 WIB pada tanggal 24 Juni 2025 dari FKH UGM menuju Sapuangin. Pada hari pertama, dilakukan kegiatan berupa tracking pada siang hari dan herping atau pengamatan reptil pada malam hari. Peserta dibagi menjadi empat kelompok dengan dua jalur tracking. Kegiatan tracking dimulai pada pukul 14.30 WIB dengan hasil pengamatan ditemukan beberapa jenis satwa, diantaranya yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung jawa (Trachypithecus auratus).
Kegiatan herping dilakukan mulai pukul 21.00 WIB yang bertujuan untuk memudahkan identifikasi mengingat banyak reptil yang bersifat nokturnal. Dari kegiatan tersebut, ditemukan satwa berupa ular siput (Pareas carinatus) dan kadal surai (Bronchocela jubata).
Pada hari kedua, dilakukan kegiatan berupa pengamatan aves dan pembekalan mengenai cara mendirikan tenda yang disampaikan oleh panitia dari Vetpagama. Pengamatan aves dimulai pada pukul 07.00 WIB karena pada waktu tersebut sebagian besar aves sedang aktif mencari makan, berkicau, dan bergerak sehingga lebih mudah terlihat. Pada kegiatan ini dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiga jalur tracking. Dari kegiatan tersebut, ditemukan beberapa jenis aves, diantaranya yaitu burung cekakak sungai (Todirhamphus chloris), burung kepudang kuduk-hitam (Oriolus chinensis), dan burung cipoh kacat (Aegithina tiphia).
Setelah itu, diadakan sesi pembekalan dari panitia VETPAGAMA mengenai cara mendirikan tenda yang mencakup langkah-langkah penting dalam mendirikan tenda dengan benar dan efisien yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang cara mendirikan tenda sebagai salah satu aspek pendukung dalam melakukan pengamatan di alam bebas.
Kegiatan Ekspedisi Satwa Liar ditutup dengan pemberian kesan pesan dari peserta kemudian dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan perjalanan pulang menuju FKH UGM pada tanggal 26 Juni 2025. Kegiatan Ekspedisi Satwa Liar ini turut mendukung tercapainya Sustainable Development Goals khususnya pada poin ke-4 yaitu pendidikan berkualitas, poin ke-13 Penanganan Perubahan Iklim dan poin ke-15 terkait ekosistem daratan. Peserta merasa puas dan antusias selama kegiatan berlangsung serta mendapatkan wawasan dan pengalaman baru yang berharga.