Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengadakan pengabdian kepada masyarakat pada 1 3- 14 Juni 2025 di Kabupaten Tuluagung, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pada kesempatan kali ini, FKH UGM berkolaborasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung. Acara ini mengusung tema “Upaya Peningkatan Ternak Sapi Dan Kambing Berbasis Smart Village di Kelompok Peternak Kabupaten Tuluangung”.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para peternak mengenai tantangan yang dihadapi di era globalisasi saat ini sehingga mengharuskan masyarakat untuk melek teknologi. Kegiatan ini mendukung para generasi muda peternak untuk memanfaatkan teknologi dalam manajemen pengelolaan hewan ternak. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 50 kepala kelompok ternak.
Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi, yaitu penyuluhan atau sesi sharing materi, dan workshop. Sesi materi disampaikan oleh salah satu guru besar bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Farmakologi FKH UGM, yaitu Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, M.P. dan Prof. Dr. drh. Agustina Dwi Wijayanti, M.P. Sedangkan sesi workshop dipraktekkan langsung oleh Prof. drh. Agung Budiyanto, MP., Ph.D yang merupakan Wakil Dekan 1 FKH UGM dan guru besar di bidang Reproduksi hewan. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman KUA Kecamatan Kalidawir, Kab. Tulungagung.
Dilansir dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024 Kabupaten Tulungagung menghasilkan 10.734.000 kg daging sapi potong, 677.775 kg daging sapi perah, serta 49.635.325 kg susu. Pasokan daging dan susu yang melimpah, memiliki peran yang signifikan untuk ketahanan pangan, terutama di Indonesia. Seperti yang disampaikan Prof. Ida, “Peternakan kambing dan sapi memiliki peran strategis dalam penyediaan pangan hewani, sumber ekonomi, dan ketahanan pangan nasional. Namun, produktivitas ternak sangat dipengaruhi oleh kesehatan hewan. Baik Penyakit menular maupun tidak menular, dapat menjadi ancaman serius bagi peternak”. Dalam paparanya, beliau menyampaikan bagaimana mengenali gejala penyakit pada hewan ternak, melakukan penanganan dini, dan melaksanakan pencegahan secara tepat.
Lebih jauh lagi, para peserta juga mendapatkan materi mengenai pengobatan pada ternak dan pemanfaatan herbal. Prof. Agustina menjelaskan resep-resep obat herbal yang bisa digunakan peternak untuk beberapa penyakit yang menyerang ternak, namun belum terlalu parah, seperti kembung dapat menggunakan jahe, kunyit, minyak gosok/balsam penghangat. Pengetahuan ini membantu peternak sebagai tindakan pertologan pertama pada ternak.
Untuk sesi workshop pemeriksaan kesehatan reproduksi hewan, Prof. Agung menggunakan seekor sapi betina muda untuk diperiksa kebuntingannya. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan ultrasonografi (USG) khusus ternak. Setelah itu, tim FKH UGM juga memberikan obat dan vitamin untuk ternak warga.
Untuk 2 tahun ke depan tim FKH UGM akan terus melakukan pendampingan terhadap kelompok-kelompok peternak binaan Disnakeswan. Tidak hanya itu, direncanakan pula pengembangan Smart Village untuk manajemen ternak yang melibatan mahasiswa lintas fakultas di UGM dalam program Kuliah Kerja Nyata tematik.
Kegiatan ini mendukung beberapa nilai Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan berkelenjutan, yaitu poin ke-2 Tanpa Kelaparan, poin ke-3 Kesehatan dan Kesejahteraan, poin ke-4 Pendidikan Berkualitas, poin ke-12 Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab, poin ke-15 Ekosisten Darat, dan poin ke-17 Kemitraan untuk mencapai tujuan.