Program Studi Sarjana Kedokteran Hewan melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Pantai Ambal, Ambalresmi, Kebumen, Jawa Tengah pada Kamis (22/5). Kegiatan ini melibatkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kebumen, Kelompok Ternak Barokah serta diikuti oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan. Perlu diketahui, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Prodi S1 Kedokteran Hewan ini telah berjalan selama tiga tahun di Kebumen.
Diawali dengan laporan ketua Pengabdian kepada Masyarakat yang juga Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran Hewan, Dr. drh. Hery Wijayanto, M.P. mengenai kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan di Kebumen. Beliau menuturkan bahwa Pengmas di Kebumen memasuki tahun ketiga, dimana setiap kegiatan berfokus pada manajamen pemeliharaan ternak seperti kambing dan sapi. Meskipun pada tahun kedua kegiatan Pengmas berfokus pada kasus PMK dan lato-lato yang saat itu sedang booming menyerang hewan ternak. Drh. Hery berharap dengan kegiatan ini menambah wawasan warga kelompok ternak mengenai manajemen pemeliharaan hewan ternak.
Kemudian, Bambang Budi Sanyoto, S. H. selaku kepala kecamatan Ambal juga menyambut baik tim Pengmas S1 FKH UGM. Bambang menjelaskan bahwa kondisi peternakan dan pertanian di Kecamatan Ambal sudah tergolong lumayan bagus. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya warga Ambal yang banyak membudidaya sapi PO Kebumen yang berfokus pada usaha pembibitan. Selain itu, peran tim dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan seperti drh. Nurul juga sangat besar. Sebagai contoh, dalam kegiatan lelang sapi, dapat menghasilkan sapi yang memiliki nilai jual tinggi. Hal ini juga didukung oleh peran dana desa yang cukup tinggi sehingga pengadaan sapi di desa cukup bagus. Haji Wagino, selaku kepala kelurahan Kenojoyajan juga menambahkan bahwa di Kecamatan Ambal memiliki kelompok ternak petani milenial yang bernama Barokah yang sudah 3 tahun ini dibentuk.
Selanjutnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Teguh Yuliono, S.T., M. Si juga berharap dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat menambah wawasan dan keahlian kelompok ternak serta menambah skill petugas lapangan yang berkaitan dengan reproduksi sapi. Teguh juga menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya dilakukan di Mirit maupun Ambalresmi, tetapi juga mencakup daerah-daerah lain di Kebumen. Prof. Agung Budiyanto selaku perwakilan pimpinan FKH turut menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menyetujui pembentukan kelompok ternak milenial yang terdiri dari bapak bapak serta anak-anak muda yang terlibat aktif dalam merawat ternak di Kecamatan Ambal. Kelompok ini menjadi yang pertama di Kebumen yang secara khusus melibatkan warga milenial sebagai pelaku utama dalam pengelolaan peternakan. Kehadiran kelompok ini diharapkan mampu menjadi percontohan bagi daerah ini dalam mendorong partisipasi generasi muda di sektor peternakan.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan berupa pemaparan materi mengenai penyakit parasit pada sapi dan kambing serta pencegahannya oleh Dr. drh. Dwi Priyowidodo, M.P. Antusiasme peserta terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang ditanyakan kepada narasumber. Selanjutnya, dilakukan pemaparan mengenai manajemen pemeliharaan sapi dan kambing yang modern. Tentunya hal ini relevan dengan kondisi Kelompok Ternak Barokah yang terdiri dari warga-warga milenial. Kegiatan berlanjut dengan pengecekan kebuntingan dan pemeriksaan USG oleh Prof. drh. Agung Budiyanto, M.P., drh. Yosua Kristian Adi, M. Sc., Ph.D serta drh. Aditya Widyapramita, M. Sc. Sebanyak 25 sapi yang diperiksa, 15 diantaranya positif bunting. Tentunya hasil ini disambut baik oleh warga kelompok ternak Barokah.
Kegiatan ini memperkuat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 2 Tanpa Kelaparan terkait manajemen kesehatan ternak, SDG 4 Pendidikan Berkualitas, SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, SDG 15 Ekosistem darat, serta SDG 17 kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan.