Orasi Ilmiah Purna Tugas Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc., Ph. D.

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

Yogyakarta 12 Juli 2018- Dalam rangka menghantarkan Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc., Ph. D. memasuki masa purna tugas, Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) menyelenggarakan Seminar Purna Tugas dengan Orasi Ilmiah yang bertajuk “ Mikotoksin dan Dampaknya pada Industri Perunggasan di Indonesia”. Seminar Purna Tugas ini dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni FKH UGM dan juga para stakeholder di bidang perunggasan. Selain orasi ilmiah yang disampaikan oleh Profesor Charles, Seung-Hwan Jeoung, Technical Sales Manager dari Biomin juga menyampaikan materi mikotoksin yang dapat menyebabkan penurunan performace unggas serta Michael Lee yang menyampaikan materi imunosupresif sebagai faktor utama penyebab munculnya penyakit infeksius pada unggas.

Prof. drh. Charles Rangga Tabbu, M. Sc., Ph. D., kelahiran Sumba, 4 Agustus 1948 merupakan guru besar di Departemen Patologi FKH UGM yang menekuni riset dalam bidang perunggasan. Lulus sebagai dokter hewan dan menjadi dosen FKH UGM, Profesor Charles melanjutkan studi Master di Washington State University dan studi Doktoral di Michigan State University. Profesor Charles merupakan Ahli Patologi Unggas yang telah berkontribusi mengiringi perkembangan industri perunggasan di Indonesia.

Dalam seminar, Profesor Charles menyampaikan orasi ilmiah mengenai mikotoksin dan dampaknya pada industri perunggasan di Indonesia. Industri perunggasan mampu memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian baik bagi perusahaan, peternak dan masyarakat bawah. Profesor Charles menyampaikan bahwa usaha peternakan yang paling berkembang di Indonesia adalah peternakan unggas. Selain memberi keuntungan ekonomi pada peternaknya, tujuan memelihara ternak unggas adalah untuk menghasilkan makanan sehat yang bernilai gizi tinggi. Oleh karena itu, tujuan tersebut dapat dicapai jika tersedia bibit unggul yang dapat dipelihara dengan skala komersil, dengan berbagai tantangan dalam aspek manajemen, pakan dan kesehatan unggas.

Dalam orasinya, Profesor Charles meyampaikan bahwa masalah utama yang dihadapi industri perunggasan di Indonesia adalah kesediaan bahan baku pakan yang dapat menghasilkan pakan yang bermutu. Harga dan bahan baku pakan yang tinggi dan keterbatasan persediaannya kerap menjadi alasan produsen menggunakan bahan baku kualitas rendah akibat terlalu lama disimpan. Hal ini memicu terjadinya kontaminasi bahan baku dan pakan berupa mikotoksin yang mengakibatkan kerugian ekonomi. “Kontaminasi bahan baku dan pakan unggas mengakibatkan gangguan performance unggas”, terang Profesor Charles. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan, yang paling sering ditemukan pada bahan baku pakan unggas dan pakan komplit di Indonesia adalah aflatoksin B1, kelompok trikotesen, okratoksin A, fumonisin B dan zearalenon. Mikotoksin tersebut berdampak pada sistem imun, sistem digesti, dan sistem reproduksi sehingga mengakibatkan gangguan performance unggas. “Mikotoksin mengakibatkan hambatan penambahan berat badan, peningkatan FCR, peningkatan mortalitas, penurunan produksi telur dan daging, penurunan fertilitas, serta peningkatan kejadian penyakit” terang Profesor Charles.

Sebelum mengakhiri orasinya, Profesor Charles menyampaikan bahwa penanggulangan mikotoksikosis harus terpadu dengan praktek manajemen peternakan yang baik (best practice in farm management) untuk menekan efek sekunder mikotoksin yag merugikan. Profesor Charles juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar FKH UGM , rekan sejawat serta para stakeholder atas kerja sama selama 43 tahun mengabdi sebagai dosen dan menekuni bidang perunggasan. “Selamat purna tugas Profesor Charles, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan, semoga selalu sehat dan semoga karya-karyamu selalu bermanfaat bagi para mahasiswa, peneliti, dan pelaku usaha perunggasan di Indonesia” ucap drh. Vinsa, mahasiswa pascasarjana FKH UGM.(IP)