Delegasi HSTP merupakan kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Studi Ternak Produktif untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peserta delegasi dan menambah jaringan bagi mahasiswa dan organisasi. Peserta delegasi HSTP mengikutiWebinar NasionalSRC2020 “Gangguan Reproduksi Pada Ternak” yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga PSDKU Banyuwangi pada hari Sabtu, 26 September 2020 pukul 13.00 WIB dan hari Sabtu, 4 Oktober 2020 pukul 13.00 WIB via Zoom. Acara ini dihadiri oleh para dokter hewan dan mahasiswa kedokteran hewan dari seluruh Indonesia. Materi webinar disampaikan oleh dua orang pembicara pada dua hari yang berbeda dan dipandu oleh seorang moderator. Materi pertama tentang “Manajemen Penanganan Gangguan Reproduksi pada TernakSapi dalam Manajemen Pemeliharaan Konvensional” disampaikan oleh Dr. drh. Abdul Samik, M.Si. selaku ketua Departemen Reproduksi FKH Universitas Airlangga pada hari Sabtu, 26 September 2020. Materi kedua yaitu “Manajemen Penanganan dan Pencegahan Gangguan Reproduksi pada Ternak Sapi Post Partus” disampaikan oleh drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D. selaku Wakil Dekan I FKH Universitas Gadjah Mada dan ketua Amervia pada hari Sabtu, 4 Oktober 2020.
Materi pertama tentang “Manajemen Penanganan Gangguan Reproduksi pada TernakSapi dalam Manajemen Pemeliharaan Konvensional” yang disampaikan oleh Dr. Abdul Samik,drh., M.Si. Pada sesi ini beliau megatakan bahwa ciri–ciri pembibitan konvensional pada peternakan konvensional rakyat yaitu skala usaha kecil, manajeman sederhana, pemanfaatan teknologi seadanya, lokasi tidak terkonsentrasi dan belum menerapkan sistem dan usaha agribisnis. Beliau juga mengatakan bahwa gangguan reproduksi utamanya gangguan terhadap timbulnya birahi atau estrus, gangguan reproduksi ini akan mempengaruhi efisiensi reproduksi tolak ukurnya dapat dilihat dari angka Conception Rate, Service per Conception, Calving Rate, Days Open, Calving Interval dan Status fertilitas. Gangguan reproduksi dapat terjadi karena adanya penyakit reproduksi, yang dapat dibagi menjadi penyakit non-infeksius dan penyakit infeksius. Penyakit reproduksi akan mempengaruhi gangguan keseimbangan hormonal yang berperan pada siklus birahi sehingga siklus birahi menjadi tidak normal.
Materi kedua tentang “Manajemen Penanganan dan Pencegahan Gangguan Reproduksi pada Ternak Sapi Post Partus” disampaikan oleh drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D.. Pada sesi ini, beliau menyampaikan bahwa salah satu faktor keberhasilan peternakan tradisional sapi breeding adalah manajemen post partum. Kondisi post partum pada sapi memiliki banyak risiko karena saat kondisi progesteron tinggi, terjadi penekanan sistem imun yang membuat sapi mudah terinfeksi oleh penyakit. Apabila manajemen post partum tidak baik, maka biaya produksi sapi menjadi tidak efisien terutama biaya estrus post partum. Dalam hal ini beliau memakai contoh pada kegagalan disopen, yaitu mundurnya waktu birahi. Waktu birahi yang mundur akan meningkatkan biaya pakan, tenaga kerja, dan waktu. Selain menyebabkan kerugian secara finansial, manajemen post partum yang buruk akan menyebabkan involusi terganggu, tertundanya pemulihan ovarium, estrus, dan juga tertundanya perkawinan. Tentunya para peternak tidak ingin mengalami kerugian-kerugian tersebut, maka beliau menyampaikan juga usaha-usaha yang dapat dilakukan sebagai upaya pelaksanaan manajemen post partum yang baik. Langkah-langkahnya antara lain memperbaiki manajemen pakan, memperbaiki manajemen kesehatan induk dan fetus, manajemen biosecurity, manajemen iodium povicone 1% intra uterine, dan yang terakhir adalah penyapihan.
Dengan disampaikannya materi kedua, berakhirlah rangkaian acara webinar ini. Melalui webinar ini, peserta diharapkan mendapatkan wawasan baru tentang gangguan reproduksi pada ternak serta cara mengatasinya.