285 Mahasiswa Terjun Langsung dalam Pemeriksaan Hewan Kurban di DIY: Dukung Kesehatan Publik dan Ketahanan Pangan

PENGMAS KESMAVET 4

Bagikan

Yogyakarta, 6 Juni 2025 – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, sebanyak 285 mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada diterjunkan ke seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan tahunan ini merupakan program kolaborasi antara Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang DIY, dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY. Tujuan utamanya untuk menjamin keamanan daging kurban sekaligus mencegah penyebaran penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui daging kurban yang akan diedarkan dan dikonsumsi masyarakat. Data dari Kementerian Pertanian dan laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, hingga awal Mei 2025 menunjukkan bahwa kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) masih ditemukan secara sporadis, khususnya di wilayah Kulon Progo dan Sleman. Kedua penyakit ini mempengaruhi performa fisiologis ternak, produktivitas, serta meningkatkan risiko  kontaminasi produk hewani. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengawasan kurban guna memastikan daging kurban yang dibagikan kepada masyarakat aman, layak konsumsi, dan halal. Sebagai bagian dari upaya tersebut, FKH UGM melalui Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY serta PDHI Cabang DIY mengirimkan tim yang terdiri dari dosen, dokter hewan, dan mahasiswa untuk melalui pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem hewan kurban di seluruh wilayah DIY. Sebelum diterjunkan ke lapangan, para mahasiswa telah mengikuti pembekalan intensif pada Minggu, 25 Mei 2025. Kegiatan pembekalan tersebut berupa seminar dan pelatihan pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem hewan. Selanjutnya, 6 – 9 Juni 2025 sebanyak 285 mahasiswa disebarkan ke seluruh wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa melakukan pemeriksaan ante mortem dan post mortem terhadap hewan qurban. Pemeriksaan ante mortem dilakukan untuk memastikan hewan dalam kondisi sehat sebelum disembelih, sementara post mortem bertujuan mendeteksi adanya penyakit zoonosis atau kelainan setelah penyembelihan. Proses ini sangat penting dalam menjaga keamanan pangan, mencegah penyebaran penyakit, serta memastikan pelaksanaan ibadah kurban berjalan sesuai prinsip halal, sehat, dan aman. Mengingat proses penyembelihan sering dilakukan di ruang terbuka, daging kurban memiliki potensi tinggi terkontaminasi agen penyakit. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas pemotongan hewan harus diimbangi dengan perhatian serius terhadap aspek kesehatan hewan, keamanan pangan, dan kehalalan produk. Kegiatan ini berkontribusi langsung terhadap pencapaian beberapa poin penting dalam Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Hal ini ditunjukkan melalui pemeriksaan hewan qurban memastikan distribusi pangan hewani yang aman dan bergizi untuk masyarakat, khususnya kelompok kurang mampu. Selain itu, pencegahan penyakit zoonosis serta pengawasan kesehatan hewan berdampak langsung pada kualitas kesehatan publik. Keterlibatan mahasiswa dalam praktik lapangan juga merupakan bentuk nyata pendidikan berbasis pengabdian dan pembelajaran kontekstual. Kegiatan ini juga  memperkuat sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan organisasi profesi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor kesehatan dan pangan.