Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa FKH UGM sukses melaksanakan Pentas Akhir Tahun 2025 bertajuk “Khatulistiwa” pada Sabtu, 29 November 2025 di gedung pertunjukan FBSB UNY. Pementasan ini dipimpin oleh Fariza Al Ghifari sebagai pimpinan produksi dan disutradarai oleh Haznah Syawalani Nuratikah, serta beberapa aktor yang memerankan pementasan yaitu Putri Roro Sukma Ayu sebagai Laksmi, Hana Mischa Hamidah sebagai Maya, Naufal Faruok Hibatullah sebagai Nino, Aisyah Fajar Khairani sebagai Pina, Mohamad Aqsha Achdiyat sebagai Tama, Syifa Athirah Yushend sebagai Flora, Alfarizqy Bayu Romadhoni sebagai King Rex, dan Afdhila Ryantryera Hanannajah sebagai Mak Ati.
Pementasan teater mengisahkan sebuah negeri bernama Khatulistiwa, dimana sang putri kerajaan tiba-tiba menghilang secara misterius, sehingga membuat istana diliputi keresahan. Di tengah hiruk pikuk pasar, seorang pemuda bernama Tama tak sengaja bertemu Laksmi, gadis misterius yang ia kira sebagai dewi khayangan. Sementara itu intrik perebutan kekuasaan mulai mengusik tahta kosong kerajaan, dan rencana penyamaran tuan putri yang hilang pun tercipta, membawa semua pihak ke dalam kisah penuh rahasia, ambisi, dan takdir yang tak terduga.
Nama Khatulistiwa sendiri menjadi sumber inspirasi utama pementasan ini. Garis ‘khatulistiwa’ yang memisahkan bumi utara dan selatan, digambarkan sebagai simbol batas antara istana dan rakyat, kaya dan miskin, si pemilik tahta dan masyarakat biasa. Dalam pentas Khatulistiwa, batas garis itu suatu hari mulai meredup, memaksa dua dunia yang tadinya tidak pernah bersentuhan akhirnya bertemu dan memilih takdirnya masing-masing.
Haznah Syawalani Nuratikah, selaku sutradara dari Pentas Akhir Tahun menuturkan alasan pengambilan tema dan judul Khatulistiwa disebabkan karena selama tiga tahun terakhir ini Pentas Akhir Tahun mengambil adaptasi dari cerita lain sehingga ia ingin menghasilkan karya yang berbeda dan mengangkat karya yang orisinal. Karena itu, ia dan tim ini mengambil judul mengenai Khatulistiwa yang terinspirasi dari garis khatulistiwa yang melewati negara Indonesia sebagai simbol keseimbangan , pertemuan, sekaligus batas yang memisahkan. Haznah menambahkan pesan terkait Pentas Akhir Tahun “Khatulistiwa” ialah walaupun kaya dengan budaya dan alam, Indonesia masih banyak yg belum bersatu, masih belum dijaga dan terhalang berbagai perbedaan dan juga keserakahan. Oleh karena itu, diharapkan adanya pementasan ini dapat menjadi refleksi bersama tentang pentingnya menjaga persatuan merawat keberagaman, dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap negeri ini.
Pementasan teater ini mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari para penonton, yang dibuktikan dengan hadirnya penonton sebanyak 450 orang yang terdiri dari jajaran dekanat dan dosen serta tenaga kependidikan, mahasiswa FKH UGM maupun luar FKH UGM. Selain sebagai wadah mahasiswa dalam dalam berkarya di bidang teater, kegiatan ini juga mendukung nilai-nilai Suistainable Development Goals (SDGs), yaitu SDGs ke-4 quality education atau pendidikan berkualitas dan SDGs ke-3 good health and well-being atau kehidupan sehat dan sejahtera.









