


Pada Sabtu, 20 April 2025, Kelompok Studi Satwa Liar (KSSL) Fakultas Kedokteran Hewan UGM telah menyelesaikan kegiatan Pisces or Marine Mammals Basic Medicine dengan tema Understanding the Ecology of Arapaima and Parrot Fish. Kegiatan ini dilakukan di Mini Zoo Jogja Exotarium, Sleman, Yogyakarta. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah meningkatkan dasar ilmu anggota Kelompok Studi Satwa Liar dan KM FKH UGM mengenai pemeriksaan dan pengobatan ikan air tawar dan air laut, menjadi wadah berdiskusi dan menuangkan pikiran mengenai kompetensi veteriner khususnya terkait pemeriksaan dan pengobatan ikan air tawar dan air laut. Anggota Kelompok Studi Satwa Liar dan KM FKH UGM dapat menerapkan ilmu dan kemampuan yang didapatkan dengan baik.
Kegiatan ini dibuka oleh sambutan oleh drh. Akbar Taruna selaku direktur Jogja Exotarium. Drh. Akbar menyampaikan ke para mahasiswa untuk terus eksplor mencari pengetahuan baru, dan membangun self-branding sebagai vet yang baik dan kredibel. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi seminar oleh drh. Lusiana Rachmawati yang menyampaikan pengetahuan umum tentang cara melestarikan konservasi ikan arapaima.
Peserta dan panitia belajar banyak hal mengenai ikan arapaiman mulai dari morfologi, karakteristik sifatnya bagaimana, persebaran, penyakit, dan parasit yang biasanya dialami ikan tersebut. Ikan arapaiman sendiri adalah species yang berasal dari sungai Amazon, Brazil. Ikan ini bersifat invansif dan dilindungi. Sifat invasif tersebut membuat ikan ini berperan sebagai pengendali atau penjaga kestabilan ekosistem. Sayangnya, populasinya kian menurun disebabkan penangkapan yang berlebihan atau overfishing.
Ikan ini tidak boleh dilepas secara bebas di perairan Indonesia karena dapat mengganggu species ikan lokal. Dengan konservasi yang baik, keberadaan ikan arapaiman dapat mencegah perdagangan ilegal dan pelepasan ke perairan umum yang tidak terkendali sehingga tidak membahayakan species-species ikan ;ain di perairan lokal.
Sesi seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan workshop untuk demonstrasi dan praktik nekropsi ikan kakatua dan ikan kakap merah. Para peserta dan panitia ditunjukkan secara langsung bagaimana proses nekropsi ikan yang baik, kemudian mereka mempraktikan hal yang sama dalam kelompok-kelompok kecil.

Melalui seminar dan workshop yang telah dilaksanakan, peserta mendapat pemahaman lebih lanjut mengenai perilaku dan penanganan penyakit pada ikan yang beragam. Keikutsertaan peserta diharapkan dapat memperdalam wawasan tentang penyakit penyakit ikan dan dampaknya pada lingkungan. Dengan demikian hal ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDG’s) mengenai Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Ekosistem Laut (SDG 14), serta Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (SDG 17).
Salam Lestari!
Author: Salma Nur Hanifah
Photo Credit : Monica Diana Sintadevi
Editor: Dea D.