Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) FKH UGM telah melaksanakan kegiatan Malam Inisiasi. Tema yang diangkat pada kegiatan Malam Inisiasi tahun ini adalah “Saudara dalam Kristus, Saling Mendorong dalam Kasih”. Tujuan dilaksanakannya Malam Inisiasi, yaitu untuk memperkuat Iman dan membangun kebersamaan melalui doa, memberikan motivasi dan dukungan kepada mahasiswa baru dengan berbagi pengalaman Iman, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya aksi sosial dan pelayanan kepada sesama. Kegiatan ini diadakan pada Sabtu – Minggu, 7 – 8 September 2024 di Villa Bella Plaza yang diikuti oleh 40 anggota KMK FKH, Dr. drh. Tri Wahyu Pangestiningsih, M.P. (Pembimbing KMK FKH UGM), Romo Agustinus Daryanto, Frater Yanuarius Murdi, dan sepasang orang tua dari salah satu anggota KMK FKH UGM. Kegiatan ini dimulai pada hari Sabtu, 7 September 2024 dengan pembukaan, perkenalan setiap anggota KMK dan mahasiswa baru katolik, pengenalan Divisi KMK, outbond, Doa Malaikat Tuhan, makan malam bersama, sharing bersama alumni, api unggun bersama dengan saling bercerita dan berbagi hadiah kecil satu sama lain. Kemudian dilanjutkan pada hari Minggu, 8 September 2024 dengan Misa (Ibadah) bersama, makan dan sharing bersama Romo, dosen, dan Frater, Doa Malaikat Tuhan, penutupan, dan persiapan pulang.
Kegiatan Misa pada hari Minggu dipandu oleh Romo Agustinus Daryanto dengan bacaan Injil Markus 7:31-37 “Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.” Ketika homili, Romo berfokus pada kata “Efata (Terbukalah)” di mana kata ini bukan sekadar arahan fisik bagain seorang dengan gangguan pendengaran, melainkan juga simbol spiritual yang mendalam. Tuhan Yesus tidak hanya ingin membuka telinga dan lidah orang itu secara fisik, tetapi Ia juga ingin membuka hati dan jiwa kita untuk menerima kasih Karunia-Nya. Pesan “terbukalah” ini menjadi panggilan bagi seluruh umat katolik yang dalam kehidupan sehari-harinya terkadang menjadi tuli terhadap suara Tuhan karena kesibukan, keraguan, atau keegoisan kita. Dengan demikian, Yesus ingin membebaskan kita dari segala keterbatasan dan penghalang, baik itu secara fisik maupun spiritual agar kita dapat mendengarkan suara-Nya da berbicara tentang kebaikan-Nya kepada orang lain.
Dengan demikian, kegiatan Malam Inisiasi telah berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals pada poin ke-5 mengenai “Kesetaraan Gender” karena Malam Inisiasi tidak memberikan perlakuan yang berbeda berdasarkan gendernya, semua mahasiswa katolik dapat ikut terlibat dalam kegiatan ini, poin ke-10 “Mengurangi Ketimpangan,” ketimpangan yang dimaksud adalah untuk tidak membedakan setiap mahasiswa katolik berdasarkan angkatannya, tetapi secara utuh kita telah menjadi “satu”, dan poin ke-16 “Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat,” karena kegiatan Malam Inisiasi disertai dengan Misa atau Ibadah bersama yang tentunya mengajak seluruh mahasiswa katolik, dosen, orang tua, Romo, dan Frater untuk selalu menjaga perdamaian baik secara mendunia ataupun di dalam pribadi masing-masing.