Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Sambiloto dalam Cangkang Kapsul Berbasis Akar Manis sebagai Terapi Alternatif Feline Infectious Peritonitis (FIP)

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

Lima mahasiswa UGM berhasil membuat obat hepatoprotektor sebagai terapi FIP efusif melalui kimia darah, yaitu menaikan kadar albumin agar tidak terjadinya penumpukan cairan di rongga abdomen (acites) serta menurunkan kadar SGOT dan SGPT penderita supaya fungsi organ lainnya dapat berjalan dengan baik. Selain itu, obat hepatoprotektor yang berasal dari kombinasi sambiloto dan akar manis dapat lebih cepat memperbaiki kerusakan sel akibat virus tersebut. Riset yang diketuai oleh Syifa Annisa (Kedokteran Hewan, 2023) dan melibatkan rekan-rekannya, yaitu Yustisia Nur Rafidha Hestomo Putri (Farmasi, 2023), Kalya Dija Azzahra (Kedokteran Hewan, 2022), Dewi Nur Rohmah (Farmasi, 2022), dan Hati Setya Utami (Teknologi Veteriner, 2022) dengan dosen pendamping dari Fakultas Kedokteran Hewan, yaitu Dr. drh. Vista Budiariati, M.Si. tergabung dengan nama Sambikarnis.

Proyek riset yang dilakukan oleh Syifa dan anggota timnya merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE). Didukung pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), tim Sambikarnis berhasil menemukan potensi obat hepatoprotektor ekstrak sambiloto dengan kombinasi cangkang kapsul akar manis sebagai terapi alternatif Feline Infectious Peritonitis. Penelitian ini selaras dengan SDGs poin 3, kesehatan yang baik dan kesejahteraan.

Feline Infectious Peritonitis (FIP) merupakan salah satu virus yang menyerang pada kucing dengan 80% penderitanya mengalami tipe efusif yang disebabkan oleh vaskulitis jaringan hepar yang semakin parah hingga membentuk jaringan parut di hepar (sirosis)  sehingga mengakibatkan penumpukan cairan pada rongga abdomen dan dengan tingkat kematian yang tinggi.

Hati mengatakan bahwa “FIP terjadi ketika adanya mutasi pada feline entric coronavirus yang kemudian menyebar melalui sistem fagositosis monosit dan variasi terbentuk dalam respon imun, yaitu FIP efusif (basah) dan non efusif (kering)”.

Pengobatan yang paling umum diberikan untuk penderita FIP saat ini adalah antivirus Remdesivir dan GS-441524. Namun, dua jenis pengobatan ini didapatkan dari hasil impor dengan penggunaan jangka panjang, yaitu 84 hari dan didukung dengan penggunaan obat support yang cukup banyak.

“Ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis merupakan formulasi herbal yang bersifat hepatoprotektor yang dihasilkan melalui proses ekstraksi dengan metode maserasi ethanol 96% kemudian pada ekstrak sambiloto dibentuk sediaan serbuk, sedangkan ekstrak akar manis diformulasikan sebagai kapsul pelapis dari serbuk ekstrak sambiloto. Ekstrak sambiloto memiliki senyawa aktif andrographolide yang mampu mengurangi kematian hepatosit, menurunkan kadar SGPT, SGOT, dan meningkatkan albumin sehingga hepar menjadi normal kembali. Ekstrak akar manis memiliki kandungan glisirizin yang sering digunakan sebagai sweetener agent dan telah terbukti bermanfaat sebagai antivirus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis dosis 200 mg/kgBB terbukti efektif dalam menaikan kadar albumin dan menurunkan kadar SGOT, SGPT serta mempercepat perbaikan jaringan hepar yang terpapar oleh agen hepatotoksik dan virus,” terang Syifa selaku ketua tim.

“Perlu adanya eksplorasi sumber pengobatan baru untuk FIP dan penyesuaian dosis dengan hewan probandus (subjek utama). Formulasi hepatoprotektor ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis dapat menjadi kandidat terapi, tetapi diperlukan adanya landasan yang kuat untuk penelitian lebih lanjut,” ujar Afi.

Riset ini dapat mengungkap aktivitas hepatoprotektor ekstrak sambiloto dalam cangkang kapsul akar manis sebagai terapi alternatif FIP. Berlandaskan kerja keras dan kolaborasi riset terdahulu, riset ini terus digali untuk kontribusi dalam mewujudkan SDGs 3 Kehidupan yang sehat dan sejahtera. Dengan mengembangkan terapi alternatif yang berbasis alam, penelitian ini juga berkontribusi pada pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Riset ini tidak hanya berfokus pada pengembangan produk, tetapi juga pada transfer pengetahuan dan teknologi sehingga hasilnya dapat diterapkan secara luas dan bermanfaat bagi masyarakat global. keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam pengembangan obat-obatan herbal yang teruji secara ilmiah dan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat.