Pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 7 dan 8 Agustus 2021, Biro LITBANG Himpunan Studi Ternak Produktif (HSTP) FKH UGM telah menyelenggarakan kegiatan Procamp Beta 2021. Pelaksanaan Procamp Beta 2021 sekaligus dalam rangka memperingati Lustrum FKH UGM yang ke-15. Procamp Beta sendiri merupakan kegiatan tahunan HSTP yang berisi pemaparan materi yang sesuai dengan keempat divisi dalam HSTP, yaitu divisi akuatik, divisi non ruminansia, divisi ruminansia, dan divisi unggas. Procamp Beta bertujuan meningkatkan wawasan seluruh anggota HSTP guna menghadapi persaingan di dunia kerja nantinya. Procamp Beta 2021 diselenggarakan secara online/daring, seperti halnya Procamp Beta 2020. Hal ini dilakukan mengingat masih berlangsungnya pandemic COVID-19, serta demi mematuhi protokol kesehatan dan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
Kegiatan Procamp Beta 2021 dibuka oleh Grace Junicia sebagai MC dan dipandu oleh Surayya Hanan sebagai moderator. Procamp Beta dihadiri oleh 80 peserta yang berasal dari kalangan internal HSTP FKH UGM. Kegiatan ini terdiri dari empat sesi. Sesi pertama, diisi oleh drh. Wagimin Taruna, yang merupakan direktur Mini Zoo Jogja Exotarium, dengan materi yang berjudul “Nekropsi dan Diagnosa Penyakit yang sering Menyerang Kelinci beserta Penanganannya”. Pada kesempatan tersebut, beliau menjelaskan berbagai hal mengenai kelinci, mulai dari jenis, karakteristik, manajemen pemeliharaan, pakan, kandang, penyakit yang sering menyerang kelinci seperti scabies, kembung, rhinitis, diare, pododermatitis, mastitis, koksidiosis dan pengobatannya, serta cara nekropsi untuk mengetahui penyebab penyakit pada kelinci. Tidak hanya itu, beliau juga mempraktikkan secara langsung bagaimana cara handling kelinci, baik dari posisi depan maupun belakang. Ternyata, kelinci dengan bentuk tubuh yang berbeda memiliki cara handling yang berbeda juga loh.
Selanjutnya, sesi kedua dibawakan oleh Dr. drh. Slamet Raharjo, M.P, selaku Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam (IPD) FKH UGM. Beliau menyampaikan materi “Nekropsi dan Penanganan Penyakit pada Unggas”. Di awal sesi, beliau menuturkan bahwa unggas merupakan hewan produksi dengan populasi terbesar di dunia serta menjadi penyumbang sumber protein hewani pangan terbesar. Hal ini menjadikan bisnis unggas sangat potensial dan memiliki peluang yang cukup menjanjikan. Penjelasan dilanjutkan dengan klasifikasi unggas dan budidaya unggas. Kemudian, beliau memberikan pemaparan mengenai apa itu nekropsi dan autopsy, serta rangkaian prosedur nekropsi pada unggas yang dimulai dengan tahap persiapan hingga pengamatan adanya perubahan patologi pada organ.
Sesi ketiga diisi oleh drh. Taufik Mukti, selaku Dokter Hewan Praktisi Singa Tua Vet Klinik. Pada kesempatan tersebut, beliau membahas “Diagnosis Penyakit dan Penanganan Masalah pada Partus Ruminansia”. Pembahasan beliau meliputi penyebab, gejala, dan cara penanganan kasus penyakit seperti diare, mastitis, hingga distokia. Untuk kasus diare, yaitu suatu kejadian dimana keluarnya cairan atau kotoran yang bersifat lembek dapat dilakukan terapi cairan dengan menggunakan Larutan Cak Basman, yang terdiri atas air, soda kue, garam, dan gula dengan konsentrasi tertentu. Larutan ini berperan sebagai larutan elektrolit yang mampu mencegah hewan ternak terutama sapi mengalami dehidrasi akibat kehilangan cairan yang berlebih. Untuk kasus kedua, yaitu ambing bengkak. Pembengkakan ambing sendiri dapat mengarah ke beberapa diagnosa seperti mastitis, luka pada ambing, leptospirosis, tuberculosis, ataupun tumor. Penyakit-penyakit tersebut diberi penanganan berupa terapi simptomatis, kausatif, dan suportif, kecuali untuk tumor dapat dilakukan tindakan operasi. Sementara itu, untuk kasus terakhir, yaitu distokia yang dijelaskan oleh beliau jika penanganannya akan berbeda sesuai dengan penyebab dari distokia itu sendiri, yang dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu hewan yang tidak cukup kuat untuk mendorong, tidak cukupnya jalan kelahiran, kesalahan posisi fetus, serta terpuntirnya uterus.
Sesi keempat diisi oleh Dr. drh. Yuli Purwandari Kristianingrum, M.P., selaku Dosen Departemen Patologi FKH UGM. Materi yang beliau sampaikan berjudul “Nekropsi, Diagnosa Penyakit pada Ikan Bandeng”. Beliau menuturkan bahwa ikan bandeng yang merupakan anggota dari famili Chanidae, dengan ciri sisik keperakan yang pada umumnya lebih besar daripada jenis ikan yang lain, serta bersifat toleran terhadap salinitas yang bervariasi ini menjadi salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Lebih lanjut, beliau membahas mengenai persiapan budidaya, mulai dari konstruksi, perlakuan tambak sebelum diisi dengan air, kadar pH, kadar oksigen, serta beragam hal yang perlu dilakukan sebelum pembibitan dimulai. Selain itu, dituturkan juga mengenai hama dan penyakit yang umum menyerang ikan bandeng seperti hama pengganggu (kepiting, tiram, dll) dan hama pemangsa (burung), cara pencegahannya baik yang bersifat protektif maupun preventif, pengobatan dari penyakit itu sendiri, yang dapat menggunakan obat kimia maupun obat herbal, serta tahapan nekropsi dan prosedur metode kerokan kulit maupun swab jaringan untuk menentukan penyakit pada populasi.
Para peserta mengikuti rangkaian kegiatan dengan antusias yang cukup tinggi. Dalam sesi diskusi, peserta aktif bertanya pada para pembicara yang hadir. Di akhir kegiatan, dilakukan kuis tentang keempat materi yang telah disampaikan sebelumnya.
Procamp Beta 2021 sebagai bentuk upaya pencerdasan mahasiswa diharapkan mampu menjadi sarana penguatan wawasan serta pengetahuan mahasiswa FKH UGM mengenai dunia kedokteran hewan, terutama terkait hewan akuatik, ruminansia, non ruminansia, dan unggas sebagai bekal menuju persaingan di masa mendatang.