Menjadi seorang mahasiswa merupakan salah satu gerbang dan langkah awal untuk menjajaki dunia baru, dunia yang mungkin belum dapat tersentuh ketika mengenyam pendidikan di sekolah formal. Hal ini dikarenakan ketika menjadi seorang mahasiswa yang berada dibawah naungan universitas, mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai macam kegiatan yang diharapkan dapat menyalurkan dan menumbuhkan minat dan bakat.
Banyak sekali kegiatan kemahasiswaan yang dapat diikuti. Mulai dari kegiatan tingkat fakultas hingga tingkat universitas. Salah satu kegiatan yang bisa dibilang cukup “unik” adalah kegiatan Terjun Bebas Olahraga. Mungkin banyak yang tidak mengetahui tentang adanya kegiatan ini di Universitas Gadjah Mada karena memang kegiatan ini baru “dihidupkan” kembali 4 tahun silam, tepatnya pada tahun 2017 setelah adanya MoU antara Rektor UGM dengan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) kala itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Terjun Bebas Olahraga merupakan kegiatan yang termasuk dalam olahraga dirgantara yang merupakan kegiatan unggulan dari UKM Satmenwa UGM. Selain terjun bebas olahraga, olahraga dirgantara yang termasuk didalamnya antara lain terjun payung, paralayang dan paramotor.
Alma Hafidah Shidiq, atau akrab dipanggil dengan Alma, merupakan salah satu peminat atau anggota dari kegiatan Terjun Bebas Olahraga. Perempuan kelahiran Tulungagung, 29 Maret 1998 ini merupakan anggota dari UKM Satmenwa UGM, dan dari UKM inilah ia berkenalan dengan olahraga “ekstrim” dan menantang ini.
“Pelatihan dan pengenalan TBO sudah dilakukan oleh UKM Satmenwa sejak tahun 2017, setelah adanya MoU antara TNI AU dan UGM. Namun pendidikan dari TNI AU dilakukan pada Maret tahun 2020, pendidikan dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Latihan Korps Pasukan Khas TNI AU, Margahayu, Bandung” Ujar Alma, menceritakan awal perjalanannya di dunia terjun bebas olahraga.
Sejak saat itu, Alma beserta 13 siswa lain dari UKM Satmenwa UGM menjalani pendidikan selama 2 bulan di Bandung bersama pelatih dari Paskhas TNI AU dan selanjutnya dibina oleh FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) DIY untuk diharapkan dapat menjadi atlet terjun bebas olahraga.
Setelah dilakukan upacara pelepasan oleh Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng.,IPU.,Asean Eng, 14 siswa termasuk Alma melakukan ground training dan akan melaksanakan terjun pertama pada tanggal 27 Agustus 2020.
“Deg degan, takut, dan merasa tertantang, dan adrenalin ketika akan exit itulah yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata” terang Alma dengan wajah berbinar ketika ditanya mengenai bagaimana perasaan ketika terjun pertama kali.
Ketinggian ketika melakukan terjun bebas olahraga bervariasi, tergantung tempat penerjunan, biasanya sekitar 3000-8000 ft diatas permukaan air laut. Tentu saja pada awal pelatihan peserta masih didampingi oleh pelatih ketika terjun dari pesawat. Namun selanjutnya peserta akan dilepas dan terbang sendiri ketika dirasa sudah piawai mengendalikan parachute.
“Pelatihan bermacam-macam, mulai dari tentu saja persiapan fisik, pengenalan alat seperti parachute, teknik exit, teknik melayang, teknik mengemudi, teknik pattern, dan salah satu yang terpenting adalah bagaimana agar tetap bisa melakukan pendaratan dengan aman dan selamat” ujar Alma sambil terlihat mengingat step-by-step tahap latihannya. Ia juga menjelaskan bagaimana ia berkomunikasi dengan pelatih ketika ia melayang di udara.
Pada tanggal 24 September 2020, dilaksanakan kegiatan wing day, yaitu kegiatan penyematan wing (lencana) bagi siswa, kegiatan ini juga dilakukan sebagai penanda berakhirnya pendidikan pertama kala itu. Meskipun setelah itu masih dilaksanakan pelatihan untuk mempersiapkan para peserta menjadi atlet terjun bebas olahraga.
Hingga saat ini, Alma masih sering keluar kota Yogyakarta untuk menjalani pelatihan di Pusat Pendidikan dan Latihan Korps Pasukan Khas TNI AU, Margahayu, Bandung. Meskipun pada saat ini, Alma juga masih menjalani masa Pendidikan Profesi Dokter Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan, UGM. Ia tidak lupa untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagai mahasiswa dan melakukan kegiatan sesuai yang ia minati, yaitu terjun bebas.
Kesukaan Alma terhadap dunia olahraga merupakan salah satu hal yang membuat ia tetap dapat menyeimbangkan kegiatan akademik dan hobinya.
“Apabila perkuliahan dan praktikum mulai terasa berat, aku lebih suka pergi ke Mako (Markas Komando) Satmenwa, bertemu teman-teman dan berlatih bersama. Menyenangkan dapat berolahraga, kegiatan ini merupakan kegiatan yang bermanfaat sekaligus “pelarian” ku dari sibuknya dunia perkuliahan” kata Alma sambil sesekali tertawa mengingat bagaimana perjuangannya membagi waktu antara kuliah dan UKM.
Tidak tanggung-tanggung, Alma tidak hanya dapat menyeimbangkan perkuliahan dan hobi, namun ia unggul dalam keduanya. Alma merupakan Asisten Laboratorium Mikroanatomi di FKH UGM, dimana tentu saja menjadi asisten bukan merupakan hal yang mudah untuk dijalani, terutama bagaimana mengatur waktu. Ia juga dapat menyelesaikan pendidikan Strata-1 dalam waktu 3,5 tahun, ia lulus pada tahun 2020, dan kemudian langsung menjalani pendidikan profesi pada tahun itu juga.
Salah satu rahasia Alma dapat menjalani kegiatannya adalah ia memiliki mantra penyemangat, yaitu bahwa peluang tidak ada yang tau kapan datangnya, jangan pernah menunda karena waktu yang tepat untuk memulai hanyalah sekarang.
Sebuah pesan yang menarik dari Alma, karena ia tidak akan pernah mendapatkan pelatihan dari TNI AU untuk kemudian merasakan sensasi terbang dari ketinggian apabila ia tidak mengambil kesempatan pada saat itu. Meskipun tentu saja ia telah memikirkan resiko kesulitan membagi waktu, dan menyadari bahwa tidak semua perjalanan dapat berjalan dengan mulus.
“Saat semester 3, nilaiku sempat turun, karena mungkin aku terlena dan kurang disiplin dalam mengatur waktuku sendiri, namun ditahun selanjutnya, semua membaik, aku tetap lanjut latihan dan perkuliahanku masih berjalan dengan lancar” ucapnya sambil menunjukkan senyuman lega karena telah melewati masa yang cukup sulit dalam perjalanannya.
Tepat pada hari Senin, 14 Juni 2021 kemarin, Alma bersama beberapa teman pelatihnnya kembali ke Bandung untuk melakukan latihan penerjunan.
“Aku ingin bisa terbang di berbagai tempat, sensasi ketika melihat pemandangan dari ketinggan bukan perasaan yang cukup, seakan-akan aku ingin mengarungi langit-langit lainnya, karena Indonesia sangat indah. Aku sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan pelatihan ini dan mengagumi keindahan Indonesia dari udara” ujar Alma sembari selanjutnya ia menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan minat masyarakat terutama mahasiswa UGM untuk melakukan terjun bebas olahraga dan dapat mengharumkan nama UGM serta Indonesia kedepannya.
Alma juga menyampaikan bahwa untuk masalah perizinan, terutama terkait perjalanan ke luar kota untuk berkegiatan, bagian akademik kampus sangat mendukung, bayangan akan sulitnya birokrasi tidak dirasakan, karena memang UGM sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswanya.
“Jangan takut, karena apabila urusannya jelas, dan mendukung untuk peningkatan minat dan bakat, pasti fakultas akan memberikan dukungan. Terimakasih sekali untuk bagian akademik FKH UGM” ujar Alma menceritakan bagaimana prosesnya mengurus perizinan untuk berkegiatan diluar kampus.
Cerita dan perjalanan Alma masih terus berjalan, perjalanan yang tidak akan pernah mudah dan akan selalu penuh lika liku. Namun, semangat dan dedikasi tidak akan pernah menghianati hasil, energi positif akan tetap menjadi energy positif dimanapun ia berada.
Jadi, sudah menemukan kegiatan yang kamu sukai? Atau kamu ingin mengikuti jejak Alma untuk menekuni terjun bebas olahraga?
Semoga teman-teman semua semakin semangat dalam menjalani kehidupan perkuliahan dan mengarungi pengalaman-pengalaman baru dalam hidup! (AY)
|