Sabtu, 31 Oktober 2020, Divisi Ruminansia Himpunan Studi Ternak Produktif FKH UGM telah menyelenggarakan Webinar Fun With Cattle 2020. Fun With Cattle merupakan program kerja tahunan divisi Ruminansia HSTP yang berfokus pada peningkatan skill dan pengetahuan mengenai lapangan kerja kedokteran hewan di bidang peternakan ruminansia baik manajemen pengelolaan, reproduksi, pemeliharaan, maupun isu nasional dan internasional yang berkembang di dalamnya.
Kegiatan Fun With Cattle 2020 mengusung tema “Dinamika Industri Daging Sapi di Masa Pandemi COVID-19” dengan pembicara drh. Supriyanto, MVPH., dokter hewan Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, dan dipandu oleh moderator Dwi Rakhmat Pambudi, S.K.H. Kegiatan ini diikuti oleh 99 peserta baik dari internal HSTP dan umum lingkup FKH dan dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting.
Rangkaian kegiatan meliputi pembukaan, sesi pemberian materi, sesi tanya jawab, presensi, dan penutup. Sesi pemberian materi diberikan oleh drh. Supriyanto, MVPH. Beliau memaparkan mengenai berbagai permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh perindustrian daging sapi di Indonesia bahkan sebelum adanya pandemi. Salah satu permasalahan yang ada adalah banyak peternakan di Indonesia masih berada dalam skala kecil (peternakan rakayat) secara tradisional dengan 2-3 ekor sapi. Hal ini cukup kontras dibanding negara yang memiliki industri peternakan maju seperti Brazil dan Australia yang mengembangkan peternakan skala besar dan modern dengan jumlah sapi lebih dari 200 ekor. Seiring dengan hal tersebut, kasus yang sering ditemui di peternakan kita adalah malnutrisi, bloat/kembung karena terlalu banyak konsentrat, dan hipocalsemia/ kekurangan kalsium pada sapi perah.
Beliau juga memaparkan mengenai isu peternakan dunia seperti masalah peternakan yang dianggap sebagai salah satu penyumbang emisi terbesar yang berdampak pada global warming dan FCR ternak sapi yang dinilai sangat tinggi dibanding ternak seperti babi. Perlu inovasi penelitian yang dapat meningkatkan produktivitas sapi menjadi lebih tinggi baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun secara waktu agar dapat bersaing dengan jenis ternak lainnya.
Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain, memiliki presentase konsumsi daging per kapita masyarakat yang masih sangat rendah, apalagi dengan adanya pandemi Covid-19. Pedagang daging semakin banyak yang mengeluhkan jumlah potongan di RPH menurun. Hal ini juga dipengaruhi oleh masih adanya kebijakan pemerintah menerapkan impor, peternak juga menghadapi penurunan harga sapi. Menurut drh. Supriyanto, MVPH pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam, ada beberapa program pemerintah guna mencanangkan swasembada daging nasional seperti GBIB (Gertak Birahi dan Inseminasi Buatan), Penanganan Gangguan Reproduksi (Gangrep) 2017, UPSUS SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting) yaitu larangan penyembelihan ternak betina produktif.
“Agar hal tersebut dapat berhasil dan terwujud dengan baik perlu sinergi pemerintah, dokter hewan, dan masyarakat dari hulu hingga ke hilir secara total.” pungkas drh. Supriyanto.
Sesi tanya-jawab, salah satu peserta, Dheavy Kusuma, menanyakan perihal tips merintis usaha ternak. drh. Supriyanto, MVPH., menjelaskan bahwa dalam merintis usaha ternak kita harus mempelajari terlebih dahulu manajemen pemeliharaan, mengetahui bagaimana seleksi ternak yang kita beli untuk modal, dan bisa dan jeli dalam melihat pangsa pasar.
Kegiatan Webinar Fun With Cattle 2020 ini diharapkan bisa menjadi wadah pembelajaran khususnya bagi mahasiswa kedokteran hewan untuk meningkatkan skill dan membuka wawasan up to date mengenai isu-isu kedokteran hewan yang dalam hal ini merupakan bidang ternak ruminansia.