Yogyakarta, 27 Maret 2018 – Dalam rangka kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Senior Experten Services (SES), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM mendapatkan kesempatan untuk menjamu tamu dari Justus Liebig University (JLU) Giessen, Jerman, Dr. Srikanth Karnati, Ph. D., Fachanatom.
Program kolaborasi dengan SES ini ditawarkan kepada Dr. Srikanth untuk berbagi pengetahuan dimilikinya di Indonesia, dalam hal ini di FKH UGM. Dr. Srikanth adalah ahli anatomi tubuh manusia yang mendalami riset mengenai kesehatan paru-paru. Kehadiran Dr. Srikanth disambut oleh Dekan FKH UGM, Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia dan dilanjutkan dengan berbagi informasi kepada dosen-dosen muda FKH UGM mengenai program doktor di JLU Giessen, Jerman. “Kedatangan Dr. Srikanth dapat membuka peluang bagi dosen-dosen muda untuk melakukan pendekatan agar dapat melanjutkan studi dan melaksanakan riset di JLU, Giessen, Jerman” ujar salah satu dosen muda di Departemen Anatomi FKH UGM, drh. Arvendi Rachma Jadi, M.Sc.
Dr.Med.Vet. Hevi Wihadmadyatami, M.Sc. selaku penanggung jawab yang ditunjuk oleh fakultas mengakui bahwa kedatangan Dr. Srikanth sangat menguntungkan bagi Departemen Anatomi FKH UGM. “Saya berharap Dr. Srikanth dapat berbagi informasi mengenai sistem pembelajaran dan teknik-teknik analisis yang mendukung riset dalam bidang anatomi”, jelas Dr. Hevi. Berbagai kuliah dan pelatihan yang diberikan oleh Dr. Srikanth antara lain workshop Scanning Electron Microscope (SEM), pelatihan plastinasi organ, dan kuliah umum. Workshop SEM dilaksanakan di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM. Kegiatan ini tidak dihadiri oleh dosen dari Departemen Anatomi FKH saja, tetapi juga dihadiri oleh peserta dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM. Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan plastinasi organ yang dilaksanakan di Departemen Anatomi FKH UGM. Pada kesempatan ini, Dr. Srikanth menyampaikan bahwa teknik plastinasi untuk pengawetan jaringan memiliki beberapa keunggulan. Sejauh ini, teknik pengawetan organ untuk media ajar bagi mahasiswa di FKH UGM masih menggunakan sistem konvensional, yaitu menggunakan formalin. “Teknik plastinasi memang memakan biaya lebih mahal, namun lebih aman jika dibandingkan dengan pemakaian formalin yang beresiko bagi kesehatan” jelas Dr. Srikanth.
Acara puncak dari program kolaborasi ini adalah studium generale dengan tema “Organelle Imaging and Cell Biology : Peroxisomes and Their Role in The Pathogenic of Chronic Disease”. Dr. Srikanth menyampaikan beberapa hasil penelitiannya mengenai peranan peroksisom dalam perkembangan penyakit kronis. Sampai saat ini, Dr. Srikanth masih mengembangkan riset tersebut guna menemukan strategi terapi untuk penyakit-penyakit kronis seperti idiopathic pulmonary fibrosis, chronic obstructive pulmonary disease, kanker paru-paru, tumor kelenjar saliva dan penyakit-penyakit keradangan dengan memodulasi kompartemen peroksisom. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana dan para dosen FKH UGM. Selain itu, Dr. Srikanth juga memberi kuliah mengenai pentingnya note book penelitian dan keamanan serta keselamatan kerja di laboratorium. Materi ini menarik perhatian para mahasiswa pascasarjana sain veteriner. “Kuliah hari ini sangat bermanfaat, note book penelitian di laboratorium merupakan sarana komunikasi antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya kesalahan prosedur bila metode analisis laboratorium menggunakan metode yang sama dengan peneliti sebelumnya” terang Made Bagus Auriva, mahasiswa sain veteriner FKH UGM. “Selain itu, informasi dari Dr. Srikanth menyadarkan kita bahwa kesehatan dan keselamatan diri adalah hal nomor satu yang harus diperhatikan ketika bekerja di laboratorium” tambahnya.
Tidak hanya mahasiswa pascasarjana sain veteriner, antusiasme mahasiswa program studi kedokteran hewan (S1) juga terlihat saat Dr. Srikanth menyampaikan materi anatomi mengenai hipokampus. Dr. Srikanth menyadari bahwa belajar anatomi bukanlah hal yang mudah, namun mahasiswa harus berusaha dan mencintai ilmu anatomi. “belajarlah memahami ilmu anatomi secara sederhana, belajarlah dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari dan ulangi apa yang kalian pelajari agar selalu diingat dalam memori” jelas Dr. Srikanth.
Serangkaian kegiatan kolaborasi ini ditutup dengan pertemuan antara Dr. Srikanth dengan pimpinan fakultas, ketua program studi dan para ketua departemen di FKH UGM. Dalam pertemuan penutup ini, Dr. Srikanth memberi materi “How to connect a gap between basic science dan clinical science”. Selama sepuluh hari di FKH UGM, Dr. Srikanth mengamati beberapa poin dari sistem pembelajaran perlu dikembangkan untuk mengeliminasi pembatas antara ilmu dasar dan ilmu klinik. Selain itu, Dr. Srikanth juga berbagi informasi kepada Dekan FKH UGM mengenai pendidikan, pelatihan dan pengembangan diri bagi dosen-dosen baru agar dapat memajukan FKH UGM menjadi lebih baik. Dr. Hevi selaku penanggung jawab kegiatan berharap kehadiran Dr. Srikanth di FKH UGM dan berbagai informasi yang disampaikannya dapat bermanfaat bagi seluruh civitas akademika FKH UGM. Pertemuan ini ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama sebelum Dr. Srikanth kembali ke Jerman.(IP)
[restabs alignment=”osc-tabs-left” responsive=”false” class=”tab1″ seltabcolor=”#d783d7″ seltabheadcolor=”#d783d7″ contentcolor=”#d783d7″]
[restab title=”Photo 1″ active=”active”]
Dr. Srikanth menyampaikan kuliah tentang hipokampus kepada mahasiswa S1 FKH UGM[/restab]
[restab title=”Photo 2″]
Dr. Srikanth foto bersama Dekan setelah penyerahan kenang-kenangan[/restab]
[restab title=”Photo 3″]
Dr. Srikanth bersama dosen-dosen muda FKH UGM dalam acara sharing informasi menganai program doktor di JLU Giessen, Jerman[/restab][/restabs]